Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebelum Shinzo Abe, Enam PM Jepang Juga Nahas

11 Juli 2022   11:51 Diperbarui: 11 Juli 2022   11:51 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum Shinzo Abe, Sudah Ada Enam PM Jepang yang Nahas (gambar: voaindonesia.com, wikipedia, diolah pribadi)

Sembilan tahun menjelang, pada 1930 di tempat yang sama di stasiun Tokyo, PM Osachi Hamaguchi juga mengalami kejadian serupa. Ia ditembak oleh seorang aktivis dari kelompok ultranasionalis.

Sebelum menjadi Perdana Menteri, Hamaguchi pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan pada kabinet sebelumnya.

Setelah menjadi Perdana Menteri, Hamaguchi berfokus pada penghematan negara untuk meminimalisir defisit neraca perdagangan. Politik Luar Negeri Hamaguchi juga memprioritaskan hubungan baik dengan negara lain. Termasuk China.

Sebabnya kesempatan Hamaguchi menjabat sebagai Perdana Menteri, akibat kejatuhan PM sebelumnya, Giichi Tanaka, akibat skandal Manchuria, negara boneka bentukan Jepang.

Syahdan penghematan pun dilakukan untuk anggaran militer Jepang. Hamaguchi lebih menyenangi perbaikan ekonomi dan kondisi sosial masyarakat Jepang.

Sekali lagi, bagi sebagian kelompok itu adalah kesalahan fatal. Di stasiun Tokyo, pada 14 November 1930, ia tertembak. Pelakunya bernama Sagoya, seorang suruhan kelompok ultranasionalis. Hamaguchi masih bisa diselamatkan, tapi akhirnya tewas sembilan bulan kemudian.

Insiden pembunuhan atas Perdana Menteri kemudian terjadi dua tahun kemudian. Pada 15 Mei 1932, PM Tsuyoshi Inukai tewas tertembak. Pelakunya adalah 11 perwira muda Angkatan Laut Jepang. Mereka menyerbu kantor Perdana Menteri. Peristiwa ini dikenal sebagai Insiden 15 Mei. Motifnya adalah melancarkan kudeta.

Peristiwa selanjutnya adalah pada 14 Juli 1960. Kala itu PM Nobusuke Kishi yang menjadi korban. Kakek dari Shinzo Abe dari pihak ibunya ini ditusuk sebanyak enam kali di pahanya. Ia selamat dari serangan itu.  

Pelakunya bernama Taisuke Aramaki. Ia bukanlah siapa-siapa. Pria berusia 65 tahun itu dikenal sebagai seorang pengangguran. Ia sempat ditahan dan akhirnya dilepas setelah membayar jaminan.

Aramaki menolak tuduhan pembunuhan Kishi. Ia berdalih jika ia sengaja meyasar tusukannya ke paha. Banyak yang heran, bagaimana Aramaki seorang pengangguran bisa membayar uang jaminan berjumlah besar. Beberapa kabar burung berkata jika ia adalah suruhan dari kelompok sayap kanan di Jepang.

Kekerasan terhadap Perdana Menteri berlanjut lagi pada 16 Juni 1975. Adalah PM Takeo Miki yang menjadi korban. Ia diserang pada acara pemakaman mantan Perdana Menteri Eisaku Sato. Jatuh tersungkur setelah mendapat dua bogem mentah pada wajahnya. Pelakunya juga adalah seorang anggota ekstrimis sayap kanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun