Tiga hal di atas adalah exit strategy dengan cara halus. Tanpa pertengkaran dan permusuhan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan kamu akan jadian kembali dengan dirinya yang berbeda, dirinya yang lebih baik.
Yang harus kamu hindari adalah putus dengan tidak baik-baik. Dalam dunia bisnis ada dua macam exit strategy yang seperti itu. Jika tidak benar-benar mendesak, maka sebaiknya dihindari.
Likuidasi
Jika perusahaan sudah tidak perform lagi, maka tiada jalan lain untuk menutupnya. Langkah akhir adalah menjual semua aset dan membayar utang perusahaan. Selanjutnya Anda bisa memiliih opsi lain untuk menjalani hidup.
Jika hubungan cintamu sudah benar-benar toksik, maka segera putuskan. Jangan lagi memikirkan kerugian yang sudah timbul dari hubungan yang lama. Move-on, carilah hidup yang baru.
Bangkrut
Dalam dunia bisnis, strategi ini adalah jalan keluar yang terakhir. Hanya ditempuh jika benar-benar tidak ada pillihan lagi. Disebut sebagai bangkrut jika kamu menutup perusahaanmu dan tidak bisa melunasi utang-utangmu.
Dalam dunia romansa hal ini mirip dengan likuidasi. Bedanya, kamu akan disebut bangkrut jika belum bisa move-on. Hidupmu penuh penderitaan, dunia serasa kiamat, dan kamu saban hari hanya mendekam di dalam kamar.
**
Nah, setelah membaca beberapa opsi exit strategy yang saya berikan, kamu pilih yang mana? Tentu saja yang terbaik, jangan putus dari si doi. Kalau perlu tujuan akhir di atas pelaminan harus terpenuhi.
Memang benar, tapi ingatlah bahwa kamu harus siap menghadapi perubahan. Selama ia belum menjadi pasanganmu, apapun bisa terjadi. Dia bisa saja pindah ke lain hati, atau justru kamu yang menemukan seseorang yang lebih baik darinya. Semacam diriku, eh...
Apapun itu, investasi yang baik adalah memahami betul keaslian nilai dari sebuah usaha. Gambaran yang jelas merupakan fundamental yang kuat untuk masa depan yang bagus.
Sudah cukup jelas?