Syahdan mobil pun dikirim ke sana. Menurut para pengantar, tempat yang mereka kunjungi adalah sebuah kotanya besar nan megah. Setelah keluar dari sana, mereka baru sadar jika jalanan yang ditelusuri ternyata adalah hutan belantara yang tidak berpenduduk.
Lalu ada lagi kisah yang terjadi sesaat setelah tsunami besar melanda Palu. Konon sebuah KTP ditemukan. Kelihatannya biasa saja, seperti pada umumnya KTP. Tapi, yang membedakan adalah tulisan yang tertera; Pemerintahan Pusat Uwentira, Sulteng.
Kisah Wentira adalah legenda rakyat dari Suku Kaili. Oleh sebab itu kepercayaan Wentira dan keberadaan Suku Kaili adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bahkan pada sebuah lokasi, berdiri sebuah monumen yang bertuliskan Nbapa (Kampung) Uwentira.
Dikutip dari sumber [1], Moh Herianto, koordinator Komunitas Historia Sulawesi Tengah menjelaskan bahwa Wentira mendapatkan julukan sebagai Kerajaan Jin Terbesar di Indonesia.
Konon kerajaan ini sangat maju, modern, dan makmur. Semua wilayah di sana terbuat dari emas. Tidak ada penduduknya yang miskin.
Tapi, namanya juga desa ghoib, para jin tentunya punya cara tersendiri untuk mengelabui para manusia.
Dan sebagaimana pada kisah Desa Penari, ada beberapa aturan yang wajib ditaati jika berkunjung ke sana.
Yang pertama tentunya harus atas izin pemandu adat setempat. Yang kedua adalah tidak bisa mengambil apapun dari sana. Yang ketiga, tidak boleh berbicara sembarangan. Dan yang terakhir, tidak boleh melakukan perbuatan asusila. Jika larangan ini dilanggar, maka nyawa taruhannya.
Selain itu, secara kasat mata kita bisa melihat jika tugu Nbapa Uwentira dicat berwarna kuning. Di sepanjang jalan menuju ke daerah tersebut, juga berjejer beberapa rumah mungil berwarna kuning.