Tapi penemuan-penemuan pemerintah Filipina hanya sebagian. Masih banyak lagi yang hilang entah kemana.
Bisa saja uang tersebut telah berubah menjadi harta yang tidak berharga. Sebagaimana sebuah kisah menarik dari perjalanan Imelda Marcos ke luar negeri pada 1983.
Konon dalam perjalanan tersebut, Imelda diperkirakan menghabiskan US$ 9,5 juta atau setara dengan sekitar 137miliar rupiah saat ini.
Dalam 90 hari Imelda membelanjakan berbagai macam barang mewah, seperti sprei, piring saji dari perak, permata merek terkenal, dan tentu juga sepatu.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Imelda mengakui jika belanja seperti itu sangat penting. Sebabnya ia harus menjadi seorang ibu negara yang sempurna bagi rakyatnya. "Saya berdandan demi rakyat, orang miskin akan selalu mencari bintang di tengah gelapnya malam," imbuhnya.
Mungkin pernyataan Imelda tesebut-lah yang mewakili pemikiran mama. Ia hanya mengingat 3000 pasang sepatu yang ditinggalkan Imelda di Filipina.
Kini sebagian besar dari sepatu tersebut tersimpan di museum Marikina yang resmi dibuka pada 2001. Museum tersebut terletak di pusat industri sepatu terbesar di Filipina.
Koleksi sepatu tersebut bermacam-macam. Terdiri dari sepatu impor hingga merek-merek lokal. Jenisnya beda-beda, dari boot, hak tinggi, hingga sandal. Harganya pun bervariasi. Diperkirakan dari yang termurah, hanya beberapa puluh ribu rupiah saja, hingga tentunya jutaan.
Yang terpajang pada museum tersebut hanya sebanyak 253 pasang. Sementara 467 pasang tersimpan di dalam gudang. Sekitar 1000 lainnya lagi konon sudah rusak dimakan jamur dan rayap. Sementara ratusan lainnya hilang entah ke mana.
Salah satu kisah yang paling legendaris dari koleksi Imelda adalah sepatu dari Italia buatan seorang pengrajin bernama Beltrami. Sepatu buatan khusus beralaskan batu dan emas.
Saking senangnya Imelda dengan sepatu tersebut, sehingga ia meminta Beltrami untuk membuat beberapa jenis yang identik sekaligus.