Aku memang licik, tapi itu mungkin anugrah dari-Nya.
Jika tidak bisa menjadi anggota, kenapa tidak jadi simpatisan saja? Melihat segala sesuatu apa adanya. Tanpa prasangka buruk atau penilaian terpuruk. Aku memahami Upekhha, keseimbangan batin yang harus dijaga.
Engkau telah menertawakanku...
Tapi, tunggulah hingga para nabi, malakat, dewa-dewi bergandengan tangan di akhirat nanti. Mereka tidak mencari KTPku, tapi yang pasti kebaikan tidak pernah ditolak di Sana.
Sekali lagi, selamat Hari Raya TriSuci Paskah, saudara Kristianiku. Izinkanlah saya memelukmu, menyatukan dua jiwa yang sudah lama terpisah.
Izinkanlah aku masuk ke surgamu, walau itu hanya sesaat. Kan kuucapkan terima kasih kepada Yesus Kristus. Ia telah mengorbankan dirinya bagi umat manusia.
Setelah itu, aku berjanji untuk tetap menjadi mahluk Panna di dunia fana. Mengabarkan kabar gembira mengenai arti toleransi.
Ah, saya baru sadar. Itu halu namanya.
Tentu, di Surga tidak ada sekat tentang makna kebaikan. Semuanya adalah milik umat beriman, milik manusia yang tidak pernah menyembah kemunafikan.
**
Acek Rudy for Kompasiana