Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Utang Indonesia, Belajar dari Kebangkrutan Sri Lanka

14 April 2022   20:27 Diperbarui: 16 April 2022   07:15 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan dulu terlalu khwatir...

Sebagai pengusaha, saya punya perkiraan sederhana. Apakah kenaikan utang sesuai dengan kenaikan pendapatan? Apakah aset saya melebihi total utang?

Dan apakah pendapatan saya bisa membayar utang jangka pendek dan panjang. Itu dulu yang harus dihitung, jangan dulu berpikiran macam-macam.

Pemikiran sederhana inilah yang akan saya uraikan dalam tulisan ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kamu, kamu, dan kamu yang juga khwatir seperti saya.

Rasio Utang terhadap PDB

Utang tidak bisa diliat dari angka saja. Harus ada angka pembanding, atau indikator. Dalam hal ini adalah Rasio Utang terhadap PDB. Dalam bahasa pedagang, rasio utang terhadap pendapatan (omzet).

Jokowi mencatat sebesar 40,17% per Februari 2022. Naik hampir dua kali lipat dari 24,7% pada akhir 2014. Namun, batasan yang diberlakukan oleh undang-undang adalah 60%. Artinya masih ada gap sekitar hampir 20%.

Kendati demikian, Indonesia juga harus berhati-hati. Karena angka 60% menandakan bahwa negara sudah terlilit dengan "jebakan utang." Sebuah kondisi dimana kita tidak sanggup lagi membayar utang, dan harus berutang lagi untuk membayarnya.

Apakah Indonesia pernah melebihi standar ini?

Pernah. Krisis ekonomi 1998, Rasio utang Indonesia terhadap PDB mencapai angka 58%. Naik sebanyak 20% dari tahun sebelumnya (1997). Rasio tersebut adalah rekor tertinggi selama masa orde baru.

Pada tahun berikutnya, melunjak lagi. Mencapai 85% pada 1999, dan 89% pada 2000. Itu rekor tertinggi sepanjang sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun