Bill Gates mengharapkan di masa depan nanti nyamuk akan punah. Tapi, pada saat yang sama ia akan melepas 750 juta ekor nyamuk. Apakah yang terjadi?
Menurut orang terkaya di dunia ini, nyamuk adalah binatang yang paling mematikan di dunia. Penyakit yang mereka bawa telah menewaskan jutaan manusia.
Malaria telah membunuh 429.000 orang pada 2015. Demam berdarah naik 30 kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Belum lagi ada virus Zika, demam kuning, chikunguya. Semuanya mematikan.
Nyamuk yang dilepaskan oleh Bill Gates itu adalah hasil rekayasa genetika. Ia menciptakan nyamuk jenis baru yang bebas penyakit. Solusi seimbang untuk tetap mempertahankan nyamuk dalam ekosistem.
Bill Gates bukan satu-satunya manusia yang berpikiran seperti ini. Sebelumnya sudah banyak usaha yang dilakukan untuk membasmi nyamuk dari bumi.
Alphabet, perusahaan induk Google, mempunyai rencana sederhana. Menyebarkan nyamuk jantan yang mandul. Perlu diketahui bahwa nyamuk jantan tidak mengigit, hanya betinanya saja.
Sebuah perusaah di Australia juga pernah menjalankan program serupa. Konon mereka mengklaim bahwa populasi nyamuk akan punah hingga 80%.
Lantas muncullah pertanyaan, jika nyamuk benar-benar punah, apakah yang terjadi dengan bumi kita?
Sudah jelas, nyamuk pembawa penyakit mematikan. Walaupun nyamuk biasa, mereka sudah cukup menjengkelkan. Gigitannya bisa bikin tidak tidur semalaman.
Namun, jangan lupa. Setiap organisme di dunia ini pasti memiliki fungsinya. Mereka adalah bagian dari sebuah ekosistem yang besar.
Nyamuk adalah sumber makanan bagi banyak hewan, tumbuhan, dan serangga lainnya. Bahkan larvanya pun berperan penting dalam ekologi air. Terputusnya pasokan makanan akan berpotensi membuat sebagian spesies punah.
Ada argumen yang mengatakan bahwa nyamuk akan dengan mudah tergantikan dengan serangga lainnya. Mereka bukan satu-satunya sumber makanan.
Tapi, tidak mudah juga bagi beberapa organisme untuk mengubah perilaku makan. Faktor genetik mereka perlu penyesuaian.
Sebagai contoh adalah ikan nyamuk (gambusia affinis). Jenis ikan ini mendapat embel-embel nyamuk, karena memang nyamuk adalah makanan mereka.
Mereka disebar di sawah-sawah dan kolam. Mereka sangat efektif mengendalikan nyamuk. Punahnya nyamuk akan membuat rantai makanan terputus dan berefek besar pada rantai makanan selanjutnya.
Hewan pemakan nyamuk mungkin akan mencari serangga lain. Tapi, itu juga akan meningkatkan persaingan yang lebih ketat. Bisa saja evolusi akan terjadi, mahluk pemakan nyamuk akan menjadi lebih agresif. Dampak selanjutnya yang lebih berbahaya bagi manusia belum bisa diprediksi.
Lagipula ada lebih dari 35.000 jenis nyamuk di bumi ini. Yang menggit atau menganggu manusia hanya beberapa ratus jenis saja. Nyamuk bisa hidup dimana saja dan mereka adalah bagian dari setiap budaya.
Hebatnya lagi, nyamuk ternyata telah ada di bumi selama lebih dari 100 juta tahun. Terlepas dari segala teror yang telah disebar, selama itu pula manusia telah terbukti "baik-baik saja."
Tentunya para ahli bukan orang yang bodoh. Mereka hanya menyasar kepada pertumbuhan nyamuk yang berbahaya. Seperti, anopheles gambiae (malaria), aedes aegypti (dbd), dan Aedes Albopictus (zika).
Menghilangkan mereka tidak akan membuat seluruh populasi nyamuk punah. Justru diklaim akan menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang lebih sehat.
Hingga saat ini menjalani dunia tanpa nyamuk hanyalah sekadar imajinasi. Meskipun usaha telah berjalan, entah kapan akan berlaku.
Untuk sementara waktu, manusia hanya perlu menjaga diri. Menjauhi gangguan nyamuk, seperti yang sudah dilakukan sejak zaman dulu.
Apa yang kita alami sekarang tiada bedanya dengan kisah dari para nenek moyang.
Hanya mungkin leluhur kita lebih "terbelakang". Akibatnya, mereka hanya melakukan usaha-usaha konvensional saja untuk mengusir nyamuk. Seperti membersihkan lingkungan hingga pengobatan tradisional.
Manusia modern jelas jauh lebih canggih. Untuk apa beli obat nyamuk jika nyamuknya bisa dipunahkan. Â
Tapi, manusia kuno punya kelebihan. Mereka sepertinya lebih sabar dan lebih sadar bahwa ada beberapa hal yang harus diterima. Tidak seperti manusia modern yang senantiasa suka dengan hal-hal yang instan.
Menghela napas...
Adakah yang pernah berpikir, mengapa nyamuk hadir di tengah-tengah kita? Mereka berbahaya, Iya benar. Namun, begitu juga dengan harimau, ular, dan anjing yang terinfeksi rabies.
Apa tidak sekalian dimusnahkan saja? Tentu tidak, karena harimau berguna untuk kelestarian alam liar, kulit ular mahal harganya, anjing rabies akan mati dengan sendirinya.
Tapi, nyamuk? Apa gunanya?
Jadi ingat banyak cerita tentang populasi dunia. Konon jumlah manusia yang terlalu banyak akan berbahaya bagi ekosistem. Sebabnya manusia berada pada ujung teratas rantai makanan. Mengambil tanpa pernah memberikan.
Makanya mungkin muncullah cita-cita mulia Thanos. Sebuah jentikan jari akan menyelamatkan bumi. Meskipun para Avengers tidak merelakan, tapi bisa saja alam sudah merestui.
Jentikan jari tersebut bisa saja sudah ada. Berasal dari nyamuk berbahaya penyebar kematian. Itulah (mungkin) kegunaan nyamuk.
Dengan demikian, membuat nyamuk punah sepertinya juga tidak ada gunanya. Karena jika alam sudah merestui, Thanos akan berhasil. Tidak dengan nyamuk, tapi mungkin sesuatu yang lebih mengerikan.
Ingatlah bahwa ada 5 cincin di jari Thanos. Selama manusia ada, kepunahan umat manusia tetap terbuka. Karena keserakahan manusia tidak pernah ada habisnya.
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H