Untuk sementara waktu, manusia hanya perlu menjaga diri. Menjauhi gangguan nyamuk, seperti yang sudah dilakukan sejak zaman dulu.
Apa yang kita alami sekarang tiada bedanya dengan kisah dari para nenek moyang.
Hanya mungkin leluhur kita lebih "terbelakang". Akibatnya, mereka hanya melakukan usaha-usaha konvensional saja untuk mengusir nyamuk. Seperti membersihkan lingkungan hingga pengobatan tradisional.
Manusia modern jelas jauh lebih canggih. Untuk apa beli obat nyamuk jika nyamuknya bisa dipunahkan. Â
Tapi, manusia kuno punya kelebihan. Mereka sepertinya lebih sabar dan lebih sadar bahwa ada beberapa hal yang harus diterima. Tidak seperti manusia modern yang senantiasa suka dengan hal-hal yang instan.
Menghela napas...
Adakah yang pernah berpikir, mengapa nyamuk hadir di tengah-tengah kita? Mereka berbahaya, Iya benar. Namun, begitu juga dengan harimau, ular, dan anjing yang terinfeksi rabies.
Apa tidak sekalian dimusnahkan saja? Tentu tidak, karena harimau berguna untuk kelestarian alam liar, kulit ular mahal harganya, anjing rabies akan mati dengan sendirinya.
Tapi, nyamuk? Apa gunanya?
Jadi ingat banyak cerita tentang populasi dunia. Konon jumlah manusia yang terlalu banyak akan berbahaya bagi ekosistem. Sebabnya manusia berada pada ujung teratas rantai makanan. Mengambil tanpa pernah memberikan.
Makanya mungkin muncullah cita-cita mulia Thanos. Sebuah jentikan jari akan menyelamatkan bumi. Meskipun para Avengers tidak merelakan, tapi bisa saja alam sudah merestui.