Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mei-ling, Putri yang Hilang dan Takdir yang Berulang

30 Januari 2022   06:04 Diperbarui: 30 Januari 2022   06:07 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya ingin membeli semuanya," pungkas ibu tua.

"Ma... maksudnya bu?" Mei-ling tidak percaya dengan pendengarannya.

"Semuanya yang ada di sini. Model terbaru sampai yang tidak laku," si ibu tua menegaskan lagi.

Belum lagi rasa kaget Mei-ling menghilang, ibu tua tersebut mengeluarkan segepok uang yang jumlahnya sangat besar. Tentu saja, Mei-ling kaget. Tidak masuk akal, pikirnya.

Sambil menunggu Mei-ling merangkaikan seluruh nota penjualannya, keduanya sempat berbincang singkat. Si ibu tua menanyakan banyak hal kepada Mei-ling, termasuk kisah hidupnya, tempat kelahiran, dan tanggal lahirnya.

Setelah merampungkan semua notanya, sang ibu pun pamit sambil berpesan bahwa besok, anak-nya akan kembali ke kios, membawa mobil angkutan, memboyong seluruh dagangan Mei-ling. Tak lupa ia juga memperkenalkan dirinya sebagai Nyonya Li.

**

Malam harinya, Mei-ling tidak bisa tidur nyenyak. Bukan karena dagangannya yang diborong habis oleh seorang ibu tua misterius. Tapi, wajah sang ibu yang terlihat familiar.

Mei-ling mampu merasakan kehangatan yang terpencar dari auranya sejak pertama kali bertemu. Aura dari sesosok wanita yang ia rindukan selama ini.

Pikiran Mei-ling kembali ke masa mudanya. Di saat ia ditinggal pergi oleh ayah dan ibu kandungnya saat ia baru berusia sangat kecil. Ia lantas diadopsi oleh tantenya sendiri.

Namun, tidak sampai setahun, ibu angkatnya ini meninggal. Akhirnya Mei-ling dirawat oleh neneknya. Tapi, tidak sampai setahun pula, sang nenek meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun