Imlek adalah telah dirayakan sejak ribuan tahun lamanya. Menandai pergantian tahun baru Tionghoa yang biasanya jatuh antara akhir januari hingga pertengahan Februari.
Imlek juga dikenal dengan sebutan Festival Musim Semi. Saat dimana leluhur Tionghoa merayakan berakhirnya musim dingin dan mulai menanam.
Makna imlek banyak. Bukan hanya sekadar perayaan. Menyatukan keluarga dalam keberagaman, menjaga keutuhan, dan menyatakan ikrar untuk hidup yang lebih baik.
Makna imlek didasari oleh warisan leluhur serta tradisi kunonya. Semuanya masih terjaga hingga kini. Jadi, tidaklah lengkap jika imlek hanya dirayakan tanpa mendengarkan pesan-pesan para leluhur.
Untuk itulah, penulis menyertakan 15 pepatah China kuno yang masih relevan hingga kini.
1. Badai membentuk akar pohon yang lebih dalam dan kuat
Makna:Â Dalam hidup, manusia senantiasa menghadapi kesulitan. Semakin besar masalah yang dihadapi, semakin terlatihlah diri kita. Belajar dari kesalahan demi kesalahan dan memperbaikinya akan membentuk pribadi yang tegar.
2. Ingatlah apa yang perlu diingat, lupakanlah apa yang perlu dilupakan, ubah apa yang bisa diubah, dan menerima apa yang tidak bisa diubah
Makna:Â Hendaknya seseorang melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup. Menyiasati keadaan sesuai dengan hakekatnya. Tidak cepat menyerah, namun jangan juga selalu memaksakan kehendak.
3. Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan
Makna: Jangan pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Daripada duduk berdiam diri, tempuhlah usaha-usaha untuk memperbaiki, meskipun itu dimulai dari langkah kecil.
4. Seekor burung berkicau bukan karena ia memiliki jawaban, ia hanya ingin berkicau saja
Makna:Â Seyogyanya kita tidak mendengarkan setiap perkataan. Ada kalanya kita perlu mengabaikan gunjingan dari orang-orang yang tidak bijaksana tanpa harus bersikap marah.
5. Di tengah kekalahan, ada kemenangan. Di dalam kesedihan ada kegembiraan. Keberuntungan sejati adalah mampu untuk mengatasi baik dan buruk sesuai hakikatnya
Makna:Â Seyogyanya setiap manusia harus lebih bijak melihat diri dan keadaannya. Tidak perlu jatuh dalam kesedihan, tidak perlu juga larut dalam euforia kemenangan. Karena pada akhirnya segala sesuatu itu tidaklah abadi.
6. Setiap orang berjodoh dengan pengetahuan, tapi orang yang mengejar jodoh adalah mereka yang bodoh
Makna:Â Pengetahuan berguna untuk membentuk karakter seseorang. Tapi, mereka yang mengejar gelar hanya akan kehilangan makna pendidikan.
7. Sabar sehari akan luput dari seratus hari kesedihan, marah sehari akan kehilangan seratus hari kebahagiaan
Makna:Â Disarankan kepada setiap orang untuk tidak meluapkan kemarahan hanya karena ia tidak senang. Kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan.
8. Lakukan hal yang sulit selagi itu masih mudah, lakukan hal-hal kecil sebelum menjadi besar
Makna:Â Setiap orang harus menjalani persiapan dalam hidup. Mencapai puncak kejayaan ibarat menaiki tapak tangga. Di satu sisi, setiap orang harus senantiasa waspada, tidak menanam keburukan sejak masih dini.
9. Seorang budak akan bekerja sebatas kebutuhannya, seorang majikan akan bekerja melebihi kebutuhannya dan kebutuhan orang lain
Makna: Hendaknya seseorang tidak egois dan hanya bekerja demi dirinya sendiri. Sebagai mahluk sosial, kepentingan banyak manusia selalu terkoneksi dengan diri kita. Orang bijak mampu melihatnya.
10. Orang yang tidak mampu bekerja, sebaiknya tidak menganggu orang lain yang sedang mengerjakannya
Makna: Tahu batas diri adalah hal yang baik, namun tidak menganggu orang yang berkompeten adalah hal yang bijak. Seyogyanya seseorang harus bisa melepaskan diri dari rasa dengki dan iri.
11. Ada dua jenis manusia sempurna: mereka yang sudah mati dan yang belum lahir
Makna: Bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Menyadari kekurangan akan membawa perubahan. Memahami kelebihan akan membawa perbaikan. Semuanya melalui proses tanpa kesempurnaan.
12. Saya marah karena tidak punya sepatu, saya pun bertemu dengan mereka yang tidak punya kaki
Makna: Dalam hidup, seseorang harus senantiasa bersyukur. Karena apapun kekurangan diri, itu adalah kelebihan bagi orang lain. Demikian pula, hidup tidak bisa takabur, karena di atas gunung masih ada gunung yang lebih tinggi.
13. Untuk mengetahui jalan di depan, tanyakan kepada mereka yang telah Kembali, karena dia yang kembali dalam satu perjalanan, tidak sama dengan mereka yang pergi
Makna:Â Pengalaman yang paling berharga bilamana kita mengalaminya sendiri. Namun, pengalaman yang lebih berharga adalah belajar dari mereka yang sudah berpengalaman.
14. Godaan untuk berhenti akan menjadi yang paling besar, tepat sebelum keberhasilan datang menghampiri
Makna: Jangan mudah menyerah, karena kita tidak akan tahu kapan kesuksesan datang. Kegagalan hanya akan diperoleh jika kita sudah berhenti mencoba.
15. Cinta sejati adalah saling mengisahkan tanpa harus berbicara. Cinta sejati bukan tentang kepemilikan, ia adalah apresiasi
Makna:Â Dua orang yang saling mencintai seharusnya sudah saling memahami tanpa perlu disampaikan lagi. Menghargai kebebasan cintamu adalah mencintai tanpa pamrih.
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H