Imlek belum saja datang, di grup perpesanan sudah ramai. Ributin angpao. Tentu saja Acek tahu kalau itu hanya lelucon semata. Meskipun, tetap harus waspada. Jangan sampai kecolongan. Eh...
Sebelum melanjutkan, disklaimer terlebih dahulu ya. Acek bukannya pelit lho, hanya saja terkadang lebih banyak irit. Jadi mohon dimaklumi teman-teman. Irit dan pelit itu tidak sama.
Namun, di luar sana banyak lho acek-acek yang pelit. Acek jadinya ingat si buyut yang sudah almarhum. Tiap kali cucu-cicitnya datang, ia pun bagi-bagi angpao sambil tertawa-tertiwi.
Iya wajar saja, namanya juga Imlek. Tapi, tunggu sampai kamu, kamu, dan kamu tahu siapa buyut Acek. Alkisah dia adalah seorang yang sangat pelit. Di zaman bahulea, seribu perak adalah angka yang standar untuk angpao. Mungkin setara dengan gobangan di zaman now.
Tapi, seminggu sebelum imlek, si buyut ini selalu meminta engkong-nya Acek untuk menukar uang seratus-seratus perak yang masih berwarna merah dan bergambar badak.
Pantesan saja buyut terkekeh-kekeh. Enteng ujarnya. Sebabnya cuan yang ia dapat dari angpao anak-anaknya bisa mencapai sepuluh ribu rupiah. Jika diitung-itung, menurut pekiraan Acek, si buyut ini masih cuan minimal 7.000 rupiah.
Dosalah kamu, Acek. Menertawai buyut.
Akibatnya Acek pun ikut-ikutan. Bukan namanya pedagang China jika tidak tau cuan-rugi. Imlek adalah momen terpenting setahun sekali untuk menguji kemampuan matematika-mu.
Rumusnya demikian. Jumlah anak yang belum menikah (= pemasukan). Jumlah anak keluarga, sahabat, yang belum menikah (= pengeluaran). Sebabnya, hanya mereka saja yang belum menikah yang bisa terima angpao.
Dengan rumus aljabar sederhana, bisalah diitung berapa cuan-mu menjelang cap go meh nanti. Hasilnya? Acek selalu tekor. Haiyaaaa...
Tapi, anggaplah itu hoki. Karena konsep angpao pun setara dengan konsep bakpao. Tidak akan mengembang jika tidak diberi ragi. Alias "no kasih angpao, no hoki-hoki." Sekali lagi, Haiyaaaa...
Pergolakan batin selalu terjadi. Khususnya pada malam hari sebelum hari imlek. Sambil (pura-pura) baca buku, Acek melirik ke arah istri tercinta. Jangan sampai duit cebanan dikira cepekceng.
Penentuannya adalah di hari Imlek. Kondisi dan situasi harus tepat, agar bertemu dengan lawan setara. Misalkan tiga angpao ditukar dengan tiga angpao. Walaupun isinya tidak kelihatan, tapi paling tidak lembaran angpaonya setara.
Tapi, sekali lagi Acek bukan pelit. Hanya irit saja. Untuk itulah 5 jurus (hemat) bagi-bagi angpao ini tidak pernah dipraktikkan.
Tapi, ada baiknya ditulis di sini. Perimbangan bagi pemberi dan penerima angpao. Si pemberi angpao tahu jurus menghemat, sementara penerima angpao juga tahu bagaimana mengakalinya.
Jurus #1: Macan Mengaum
Buyut acek itu tidak bisa berbahasa Indonesia. Maklum ia adalah eksodus dari China sono. Beliau pun tidak menguasai bahasa mandarin. Hanya dialek hokkian saja yang tidak dipahami oleh cucu-cicitnya.
Jika teman Acek dulu datang berkunjung, maka si buyut ini akan "mengaum-ngaum" sendiri tanpa dipahami.
Jangan salah paham, sebenarnya itu bukan marah-marah. Si buyut hanya menanyakan "siapa mau angpao???" (dalam dialek hokkian).
Tentu saja teman-teman tidak paham. Yang ada mah, lari terbirit-birit. Jadi bukanlah salah si buyut (sambil terkekeh-kekeh).
Jurus #2: Si Budek dari Goa Hantu
Pura-pura budek itu klise. Bawaannya pun gak sopan. Gak tahu aturan. Tapi, lain buyut, lain pula engkong-nya Acek. Di masa tuanya, engkong sudah pensiun. Tidak ada kerjaan lagi selain ngobrol.
Apapun diomongin, dari bola hingga prediksi porkas. Jadi kalau teman-teman Acek dulunya datang berkunjung, jadilah ia sebagai petugas humas sekaligus pemegang kunci brankas.
Diajaklah para tamu omong ngalur-ngidul. Kue banyak yang gratisan, mau se-truk pun selalu tersedia. Tinggal tunggu, siapa yang tahan.
Kalau gelagat minta angpao sudah kelihatan, engkong akan memberikan kisah perjuangannya menjadi satpam menghadapi preman. Dikeroyok 50 orang, film Kungfu pun kalah seru.
Pada akhirnya tamu yang datang berkunjung, pantatnya juga bisa panas. Apalagi kupingnya. Jadilah engkong sebagai tuan rumah yang baik. Tamu diantar sampai ke depan pagar. Tanpa rasa bersalah.
Jurus #3: Bujang Lapuk
Banyak yang tidak paham, mereka yang diperbolehkan memberi angpao hanya yang sudah menikah saja. Jadi, jomlo macam si Oji tentu lolos cobaan. Tapi, bagaimana dengan Acek yang sudah kawin.
Kapan lagi mengaku bujang di depan istri, kalau bukan pada saat imlek. Jika banyak yang datang mengerumuni, sisa bilang saja. "ACEK MASIH JOMLO," Jangakan anak-anak, istri pun tidak berani mendekat. Duit taruhannya!
Jangan lupa diucapkan dengan suara keras, siapa tahu ada tetangga baru yang aduhai rupanya. Eh...
Tapi... Ternyata bujang ada masa kadaluarsanya. Menurut tradisi orang China, semua orang yang sudah mencapai 40 tahun, baik yang sudah nikah atau belum, tetap dianggap wajib memberikan angpao.
Gampang, Acek akan selalu berusia 39 tahun.
Jurus #4: Si Orang Tua Bijak
Kalau pun "terpaksa" harus memberikan angpao, maka anggarkanlah pengeluarannya. Seyogyanya di dalam kantong tersedia 2 amplop berwarna merah.
Jika kerumunan anak remaja datang kepadamu, keluarkanlah semua isi kantongmu. Jika yang datang 10 orang, bukanlah salahmu jika stok terbatas.
Jika mereka masih jua belum mau pergi berikanlah para milenial tersebut beberapa topik nasehat, seperti:
- Iklas adalah Pangkal Kesuksesan.
- Jangan Paksakan Kehendakmu.
- Jangan Pernah Berharap Lebih.
Paham maksud Acek?
Jurus #5: Alamat Acek
Nah, bagaimana dengan teman-teman di grup perpesanan Kompasiana. Kebanyakan sih, mereka berada jauh dari Acek.
Setelah melakukan riset 7 hari 7 malam, ternyata Acek menemukan makna pemberian angpao yang paling sakral.
Angpao tidak hanya dipandang sebagai sekadar pemberian saja, namun ia juga merupakan simbol tanggung jawab terhadap sesama untuk saling berbagi.
Untuk itu, angpao HARUS DIBERIKAN SECARA LANGSUNG.
Jadi, teman-teman virtual yang mau angpao dari Acek berikut alamatnya:
Jalan Posyandu Terdekat No. 123,
Kota Makassar, Provinsi Maluku Utara
No Telpon: 123456789 (juga melayani penjualan jimat hoki dan sakti).
Demikianlah 5 jurus (hemat) bagi-bagi angpao. Lah, kenapa kata (hemat) dalam tanda kurung? Karena dasarnya sih, Acek mau bagi-bagi angpao, tapi ya gitulah.... (dalam tanda kurung).
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H