Tapi, anggaplah itu hoki. Karena konsep angpao pun setara dengan konsep bakpao. Tidak akan mengembang jika tidak diberi ragi. Alias "no kasih angpao, no hoki-hoki." Sekali lagi, Haiyaaaa...
Pergolakan batin selalu terjadi. Khususnya pada malam hari sebelum hari imlek. Sambil (pura-pura) baca buku, Acek melirik ke arah istri tercinta. Jangan sampai duit cebanan dikira cepekceng.
Penentuannya adalah di hari Imlek. Kondisi dan situasi harus tepat, agar bertemu dengan lawan setara. Misalkan tiga angpao ditukar dengan tiga angpao. Walaupun isinya tidak kelihatan, tapi paling tidak lembaran angpaonya setara.
Tapi, sekali lagi Acek bukan pelit. Hanya irit saja. Untuk itulah 5 jurus (hemat) bagi-bagi angpao ini tidak pernah dipraktikkan.
Tapi, ada baiknya ditulis di sini. Perimbangan bagi pemberi dan penerima angpao. Si pemberi angpao tahu jurus menghemat, sementara penerima angpao juga tahu bagaimana mengakalinya.
Jurus #1: Macan Mengaum
Buyut acek itu tidak bisa berbahasa Indonesia. Maklum ia adalah eksodus dari China sono. Beliau pun tidak menguasai bahasa mandarin. Hanya dialek hokkian saja yang tidak dipahami oleh cucu-cicitnya.
Jika teman Acek dulu datang berkunjung, maka si buyut ini akan "mengaum-ngaum" sendiri tanpa dipahami.
Jangan salah paham, sebenarnya itu bukan marah-marah. Si buyut hanya menanyakan "siapa mau angpao???" (dalam dialek hokkian).
Tentu saja teman-teman tidak paham. Yang ada mah, lari terbirit-birit. Jadi bukanlah salah si buyut (sambil terkekeh-kekeh).
Jurus #2: Si Budek dari Goa Hantu