2. Pengaruh Influencer
Seperti yang sudah penulis sampaikan, banyak chef dadakan yang menjadi selebriti. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Meskipun sebelumnya mereka tidak punya latar belakang sebagai ahli masak.
Mereka bukan hanya sekadar influencer. Tapi, juga Youtuber, Podcaster, dan juga pegiat media sosial aktif. Konten adalah segalanya. Jadilah resep baru, makanan pun dihybrid.
Kalau pun ada yang resepnya jadul, sisa diubah sedikit. Nama diubah, timur bertemu barat. Jadilah beberapa jenis makanan seperti Klepon Cake, Cendol Dessert Box, atau Croffle (croissant waffle).
Produk Artisan, alias home-made datang berbondong-bondong. Menyaingi mass product yang biasa dijual di pasar. Semuanya datang dengan gaya mereka sendiri. Memang tidak semuanya sukses, namun dinamika yang dihadirkan cukup menggetarkan.
3. Pengaruh Komunitas
Masih ada juga unsur komunitas kuliner yang anggotanya bisa ribuan. Semacam Cookpad misalnya. Mereka terdiri dari para penggiat kuliner aktif yang tidak pernah berhenti berkreasi.
Di setiap daerah, Makassar sebagai contoh. Komunitas Cooking dan Baking juga berjubel. Sebelum Pandemi, mereka sering kumpul-kumpul bikin acara. Menjadi sumber inspirasi dan juga referensi bagi para pencinta kuliner dan juga produsen pabrikan.
Setelah Pandemi, mereka masih tetap eksis. Media sosial menjadi tempat untuk berekspresi. Saling berbagi informasi tentang apa yang sedang berlaku dan tidak lagi laku.
Tak bisa dipungkiri, kehadiran komunitas-komunitas ini sedikit-banyak sanggup meramaikan tren yang berlangsung sepanjang tahun.
4. Pengaruh Ekonomi