Eksistensi medsos juga mempunyai pengaruh besar. Makanan bukan lagi milik pribadi, tapi sudah menjadi konsumsi publik. Foto makanan diunggah, hasil masakan dipamer, dan resep-resep terbaru pun berseliweran. Â
**
Kemudian pandemi muncul. Situasi yang terjadi memberi pengaruh yang besar terhadap kebiasaan berkuliner. Dampak kesehatan memaksa para pekerja untuk WFH. Dampak ekonomi menyebabkan berkurangnya pekerjaan.
Daripada tidak produktif, masak-memasak pun menjadi pilihan. Dijadikan sebagai hiburan keluarga, ajang untuk mengusir kepenatan, dan juga alat untuk mendapatkan income tambahan. Menjadi penjual makanan online dadakan.
Situasi pun berubah menjadi kompetitif. Makanan yang tersaji, tidak lagi biasa-biasa saja. Para pelaku kuliner membuat kreasi sendiri untuk mendapat pujian sekaligus cuan.
Penjelasan singkat inilah yang menjadi alasan, mengapa tren makanan itu ada, dan juga penting.
Apa saja faktor-faktor yang menentukan tren makanan? Mari kita simak satu-persatu.
1. Pengaruh Budaya Pop
Masih ingat dengan Dalgona Coffee? Juga Korean Garlic Bread? Sekarang bahkan ada Dalgona Candy dari serial Squid Game. Masyarakat Indonesia termasuk yang latah dalam menyerap budaya asing. Ini termasuk selera kulinernya.
Film hingga musik bisa menjadi unsur penentu tren kuliner. Sayangnya, tidak ada yang bisa memprediksi makanan apakah yang akan muncul akibat pengaruh dari budaya pop. Ia terjadi begitu saja hingga benar-benar terjadi.
Tidak heran jika pasar kuliner di Indonesia termasuk kejam, datang dan pergi begitu cepatnya.