Penulis sendiri lebih tertarik membahas siapakah Arkand Bodhana Zeshaprajna.
Sejak tahun 1987, Arkand telah tertarik dengan dunia metafisika. Saat itu, ia baru berusia 16 tahun dan duduk di kelas 1 SMA De Britto Yogyakarta.
Pengalaman spiritualnya ia temukan dengan tidak sengaja. Saat itu ia sedang berjalan-jalan di Candi Boko, Yogyakarta. Di sana ia bertemu dengan sesosok pria berbaju putih, gondrong dan bersorban oranye.
Sang pria tua tersebut Bernama Shrii Shrii Anandamurti. Kelak ialah yang menjadi guru bagi Arkand.
Pada pertemuan pertama, Anandamurti langsung mengatakan jika kelak Arkand akan menempuh jalan hidupnya dengan cara yang tidak biasa. Ia mengatakan jika Arkand akan dicari banyak orang untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang mereka terima.
Arkand langsung menolak. Ia berkeinginan menjadi ahli mesin seperti ayahnya. Bukan "dukun" seperti yang disampaikan oleh orang tersebut.
Namun, hatinya langsung luluh ketika Anandamurti langsung menyebut nama lengkap Arkand beserta tanggal lahirnya. Padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya.
Sang guru juga memberikan Arkand beberapa lembar kertas. Isinya adalah dasar dari ilmu Manuritas yang ia perdalam. Mencontohkan penggunaan formula dan kode lewat nama dan tanggal lahir Arkand.
Hitungan rumit tidak membuat Arkand bosan. Ia senang dengan pelajaran matematika. Pulang ke rumah, ia mempraktikkannya kepada keluarga dan teman-temannya.
Lama kelamaan, pelajaran sekolah semakin membosankan. 'Wangsit" yang ia terima, takada yang kalah menarik.
Syahdan, pada tahun 1988, Arkand pun terbang ke India. Menemui Anandamurti pada alamat yang sempat dititipkan kepadanya.