Kompasiana adalah rumah bagi jutaan Kompasianer. Rupa-rupa warnanya. Ada yang hijau, biru, dan warna balonku ada lima.
Begitu pula dengan kualitas artikel. Ada yang untuk pekerjaan sekolah, ada pula untuk riset ilmiah. Ada yang bernas, berkualitas, dan tidak kalah pentingnya: Artikel Sampah.
Artikel Sampah lantas menjadi viral. Dimulai dari postingan antah berantah, mendapat kecaman dari salah satu Kompasianer senior.
Katrok...
Bukan namanya Kompasianer jika tidak saling berbalas pantun. Senior Kners Opa Tjiptadinata lantas menuliskan "Ini Contoh Artikel Sampah yang Masuk Artikel Utama."
Baru saja wajah tersenyum membaca judul sang maestro yang terkenal luar biasa ramah ini, bibir langsung terkunci dengan kalimat di dalam tanda kurung (Ini Bukan Artikel Humor).
Jika kalian terjebak dengan perangkap clickbait, maka bisalah disimpulkan jika sang Maestro juga tersinggung dengan "Artikel Sampah" yang diluncurkan oleh si itu-tuh. Untungnya, tidak.
Kompasianer Hendro Santoso juga tidak mau kalah, Artikel Sampah dianggitnya dengan benar-benar mengulik masalah sampah. Sampah beneran, kendati isinya juga terkait artikel sampah beneran.
Hari ini Ngawur
Besok Ngawur lagi
Sungguh prihatin
Tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tin tiiiiiiiiiiin...!
Untungnya cepat reda. Tidak seperti perseturuan zaman Konahe. Tapi, hati-hati. Gempa bumi biasanya ada susulannya. Hanya dirasakan oleh mereka yang terpilih. Begitu pula diriku.
Di pagi buta, entah jam berapa, diriku diundang. Lebih tepatnya dikandang paksa. Ini adalah grup perpesanan Kompasianer-ku yang kelima.
Judulnya bikin kaget: (grup komunitas) KOMPASIANER SOMPLAK
Syarat dan ketentuan berlaku, seleksi alam memilih yang bermutu. Yang jadi anggotanya harus memenuhi salah satu dari tiga kriteria: Somplak, Gelo, dan Katrok.
Beberapa nama kukenal, tetapi karena ini adalah perkumpulan bawah tanah Kompasiana, maka jatidiri mereka tak akan ku bocorkan. Bisa-bisa diriku kena embat Tante Virus, Engkong Felix, Om Susy, dan Al Peb.
Bahaya! Bisa muntah!
Huek, huek, huek, huek, huek, huek, heuk, huek, huek, huek, huek, huek, huek, heuk, huek, huek, huek, huek, huek, huek, heuk, huek, huek, huek, huek, huek, huek, heuk, huek, huek, huek, huek, huek, huek, heuk, huek, huek, huek, huek, huek, hueeeeeeeek...!
Lainnya sejujurnya tak ku kenal. Sebabnya perkumpulan rahasia, ada pula aturan sakral yang harus diikuti. Antara lain:
1. Tidak boleh saling memperkenalkan diri.
2. Bersedia menjadi Somplak, meskipun baik, sopan, bahkan reliji.
3. Harus nongol 3x dalam seminggu, jika tidak maka didelete.
4. Tidak boleh menyebar artikel di Kompasiana, kecuali yang peang atau yang kena karantina.
5. Setiap peserta tidak boleh disapa dengan nama asli, atau nama pena. Beberapa nama disarankan, tetapi marga (satwa) lebih diutamakan.Â
5. Tidak boleh waras, bahasa yang digunakan adalah konsep repetisi, seperti "trok, trok, trok, katrok!"
6. Sangat disarankan untuk menulis apa saja yang tidak bermanfaat.
7. De el el, de es be, yang tidak akan Anda pikirkan.
Untungnya, untung, untung, untung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung, tung,
Semua anggota dijadikan admin. Artinya, siapa pun bisa mengundang siapa, sepanjang ia masuk dalam kategori Somplak dan Penulis Artikel Sampah.
Target anggota: Minimal 50, dan hingga 36 jam berlalu, sudah terkumpul 13 Kompasianer. Luar biasa banyaknya.
Mengapa harus 50? Agar memenuhi syarat minimal 50 yang dicanangkan oleh pengelola untuk bisa mendapatkan Karewar.
Hati-hati! Saat ini mereka sedang bergerilya, bisa saja kamu, kamu, dan kamu akan mendapat undangan tiba-tiba. Jika Anda berpikir untuk langsung "exit group," terlambat!
Anda sudah akan mendapat nama panggilan marga (satwa) yang sudah akan melekat pada dirimu. Termasuk image sebagai penulis sampah!
Jangan ketawa ya. Karena grup rahasia ini sangat berambisi. Beberapa nama Kners Senior dan Centang Biru akan menjadi sasaran penculikan. Tidak peduli juga, Anda masih culun, atau milenial. Pokoknya semua diembat!
Termasuk di dalamnya, kaum elit pengelola.Â
Jadi bersiap-siaplah dengan ancaman virus Somplak. Kamu, kamu, dan kamu sebentar lagi akan menjadi kaum Kompasianer Penulis Sampah.
Izin ketawa dulu: haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho, haha, hihi, huhu, hehe, hoho.
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H