Dengan demikian, maka mereka bisa menguasai dunia. Menimbulkan teror di seluruh penjuru. Tapi, tunggu dulu. Keempat jenius ini malah melangkah jauh ke depan. Alih-alih membuat mesin transporter, mereka malah menciptakan mesin waktu.
Ah, membosankan. Tapi, tunggu sampai konflik terjadi.
Dalam sebuah situasi, Ram secara tidak sengaja mendengarkan percakapan Ahmed dengan boss-nya. Ia pun tahu maksud dan tujuan para teroris ini: Membunuh Yesus sebelum ia disalibkan, agar kekristenan lenyap dari dunia ini.
Konyol. Asli konyol.
Untungnya ada jeda yang sedikit melegakan. Bak suara pengumuman di bandara, isinya adalah: "Don't be judgmental or hating on Muslims. Ahmed is an extremist. There's a big difference"
Artinya: "Janganlah membenci Muslim. Ahmed adalah ekstrimis. Perbedaan yang besar."
Sebagai eksekutor, grup teroris ini mengirim Brandt, mantan pasukan khusus AS beserta beberapa pasukannya. Kebetulan (dibuat-buat), Brandt sakit hati dengan Tuhan.
Ia mengalami kecelakaan yang merengut nyawa istri dan anak-anaknya. Tontonan pun dibuat dramatis. Bagaimana Brandt yang awalnya sangat religius kemudian memaki-maki Tuhan di hadapan jasad istrinya.
Jelas, adegan tersebut untuk memperjelas alasan Brandt ingin membunuh Yesus. Mengulik keimanan.
**
Ram beserta kawan-kawannya pun sadar jika mereka telah menemukan mesin yang mungkin bisa mengubah dunia. Mereka tidak digambarkan sebagai umat Kristen yang taat, namun sebagai saintis yang berlogika.