Prestasi Indonesia naik turun sejak saat itu. Faktor pelatih memang krusial. Ada yang biasa-biasa saja, ada pula yang legendaris. Ada beberapa sosok pula yang berhasil membawa gelar juara bagi Indonesia. Sayangnya, tidak banyak. Berikut adalah 4 nama yang pernah tercatat dalam sejarah.
Tony "Antun" Pogacnik
Ia ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 17 Februari 1954. Arsitek asal Yugoslavia ini benar-benar melakukan segala sesuatunya dari awal.
Tony rajin blusukan hingga ke pelosok negeri, mencari talenta yang tersembunyi. Ia juga membangun kekuatan tim dari bawah, melatih para pemain dengan teknik-teknik dasar.Â
Sukses pun diraih. Indonesia masuk babak final Asian Games 1954 di Manila. Lalu disusul dengan babak perempat final Olimpiade 1956 Melbourne. Hanya kalah dari juara Olimpiade 1956, Uni Soviet.
Prestasi Timnas yang diperkuat oleh beberapa nama besar pesepakbola Indonesia di zamannya itu masih berlanjut. Medali Perunggu Asian Games 1958 berhasil dibawa pulang.
Akibat skandal suap yang dikenal dengan Skandal Senayan 1962. Sepuluh pemain Timnas pun harus masuk bui karenanya. Karir Tony pun harus terhenti. Bukan karena prestasi atau skandal, namun karena cedera lutut pada tahun 1964.
Endang Witarsa
Pelatih ini juga adalah seorang dokter gigi. Lahir di Kebumen, tahun 1916. Ia sebenarnya termasuk salah satu skuad legendaris tim Piala Dunia 1938, namun menolaknya karena ingin fokus kuliah.
Endang menukangi Timnas Garuda pada 1966. Dengan strateginya, pada tahun yang sama, ia berhasil membawa Indonesia juara Piala Aga Khan di Pakistan, yang merupakan cikal bakal AFF Cup.
Hanya berselang dua tahun, Endang berhasil mempersembahkan Piala Raja Thailand 1968. Tim dari Burma (Myanmar) berhasil ditundukkan 1-0 di Final.
Setahun kemudian, Indonesia kembali berjaya di Kuala Lumpur. Kali ini giliran tim tuan rumah Malaysia yang dicukur dengan skor 3-2 pada even Merdeka Games 1969.
Masih melanjut, di tahun 1972 Indonesia kembali menjadi jawara pada Piala Anniversary Jakarta. Di partai puncak, tim Korsel disikat 5-2.