Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tertawalah, Sebelum Kamu Ditertawakan Kim Jong Un

18 Desember 2021   17:19 Diperbarui: 18 Desember 2021   18:12 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tertawalah, Sebelum Kamu Ditertawakan Kim Jong Un (scmp.com)

Tertawa mendorong dikeluarkannya endorfin, hormon pembawa kebahagiaan. Ia juga berguna untuk menekan rasa sakit.

Tertawa itu adalah salah satu dari enam bahasa emosi universal yang paling dipahami. Lima lainnya, adalah marah, jijik, terkejut, senang, dan sedih.

Dan, menurut Sophie Scott, seorang ahli saraf dari University of London, dari kelima emosi universal, tertawa adalah hal yang paling mudah dipahami. (bbc).

Tertawa itu juga menular dan mampu meningkatkan ikatan sosial. Semakin dekat hubungan seseorang, tertawa itu semakin lepas. Jika kamu tidak tertawa di tengah-tengah teman yang "pecah" beramai-ramai, maka kamu akan dikucilkan atau merasa terkucil.

Tidak perlu lucu atau tidak, tertawa adalah simbol penerimaan. Anda tertawa berarti Anda menerima mereka, menyukai mereka, setuju dengan mereka. Dan yang terpenting, Anda adalah bagian dari mereka.

Sepertinya inilah yang dipahami oleh Kim Jong Un. Ia ingin selama masa berkabung, tidak boleh ada ikatan sosial, perasaan harus tegang, rasa sakit harus dipupuk, dan harus selalu merasa terkucil.

Tidak masalah, lagipula dengan semua aturan yang aneh di Korea Utara, rasanya rakyatnya tidak bisa lag tertawa.

Tapi, Kim Jong Un mungkin juga tidak ingin ambil resiko. Bukannya ia tidak mau warganya bahagia, tetapi ia tidak ingin ada konflik yang tidak perlu. Jangan sampai tertawa bisa mengkudeta pemerintahannya.

Sebabnya tertawa itu juga bak dua sisi mata pedang. Bisa sebagai simbol kebahagiaan, bisa juga sebagai tanda penghinaan. Sangat tergantung persepsi dan kondisi.

Seringkali kita tertawa pada saat-saat yang paling aneh. Orang lain tidak memahami mengapa kita tertawa. Dan itu berpotensi menimbulkan ketersinggungan.

Seringkali pula kita tertawa karena sinis. Bukan karena lucu, tapi memang ingin mengintimidasi. Bermaksud membuat lawan merasakan kebodohannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun