Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Bisa Dipelajari dari Kasus Maksiat Jackie Chan?

10 Desember 2021   12:13 Diperbarui: 10 Desember 2021   13:41 8703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jackie Chan dan istrinya, Joan Lin (haibunda.com)

Setiap orang bisa saja memiliki masa lalu yang kelam. Namun, setiap orang juga punya hak untuk menyikapinya. Apakah ia akan menyesalinya, atau justru bersahabat dengannya.

Buku yang berjudul "Never Grow Up" adalah otobiografi dari aktor laga terkenal dunia, Jackie Chan. Buku tersebut terbit pada 2015 dan edisi bahasa Inggrisnya terbit pada 2018 silam.

Dalam buku tersebut, Jackie mengungkap sisi gelapnya yang tidak banyak diketahui. Sangat berbeda dengan citra dirinya sebagai "orang baik-baik" seperti yang selama ini kita kenal.

Ia sering mabuk-mabukan hingga kehilangan kesadaran. Pagi menabrakkan Posche-nya, malam giliran Mercedes Benz.

Kehilangan kesadaran juga berdampak pada rumah tangganya. Aktor laga kelahiran 1954 ini kerap bertengkar dengan istrinya, Joan Lin. Emosinya tidak bisa terkontrol.

Jackie Chan dan istrinya, Joan Lin (haibunda.com)
Jackie Chan dan istrinya, Joan Lin (haibunda.com)

Jackie juga mengaku sering menyiksa anak lelakinya, Jaycee Chan. Dalam sebuah insiden ia bahkan pernah memukul Jaycee dengan sangat keras dan melemparkannya ke sofa.

"Saat itu saya benar-benar ingin menyakitinya dan ibunya," ungkap Jackie dalam buku tersebut.

Kendati beberapa dekade telah berlalu, hingga kini hubungannya dengan Jaycee tidak membaik. Dalam periode 2004-2014, Jackie bahkan tidak pernah menghubungi anaknya.

Hingga akhirnya ia tahu jika Jaycee terjerat narkoba. Polisi menemukan ganja di rumahnya dan ia harus menghabiskan waktunya di penjara selama 6 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun