Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Islamisasi dan Kristenisasi di Sul-sel, Para Leluhur Pun Hidup Berdamai

20 November 2021   10:29 Diperbarui: 20 November 2021   10:34 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejarah Islamisasi dan Kristenisasi di Sul-sel, Para Leluhur Pun Hidup Berdamai (sumber: sejarahone.id)

Sementara agama Kristen (Katolik) pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang Portugal. Secara etnis dan ras, keberadaan mereka masih terasa asing.

Jejak penyebaran Islam secara politik telah terdeteksi sejak tahun 1580. Saat itu, Raja Ternate Sultan Baabullah menyerahkan Selayar ke tangan Gowa di bawah kekuasaan Raja ke-12 Gowa, Tunijallo.

Tunijallo memiliki kedekatan khusus dengan para penguasa Islam di Nusantara. Proses kekuasaan pun bercampur agama.

Penyebaran agama Islam didukung oleh pihak penguasa, meskipun pada saat itu Islam belum menjadi agama resmi. Masih ada agama leluhur yang menyertai dan juga agama Kristen yang membayangi.

Kedatangan Dato Tallua berasal dari permintaan pihak Kerajaan Gowa kepada kerajaan aliansi untuk membantu mereka mengokohkan posisi agama Islam sebagai agama utama.

Kedatangan ketiga ulama ini difasilitasi oleh raja-raja Islam di Nusantara. Ketiga Dato ini sempat berguru ke Wali Songo di Tanah Jawa sebelum menjalankan misi penyebaran agama Islam ke berbagai tempat di Nusantara.

Kedatangan mereka ke Sulawesi Selatan menandai akhir dari misi Dakwah mereka yang panjang.

Keberhasilan Agama Islam di Sulawesi Selatan

Keberhasilan penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan juga disebabkan oleh ketidak berhasilan Kristen dalam menancapkan pengaruhnya. Pada tahun 1559 hingga 1584, pengaruh Portugal mulai menurun.

Seiring waktu, banyak juga konflik yang terjadi di antara doktrin Kristen dan adat lokal. Seperti posisi para Bissu yang sakral. Para pendeta tradisional To Riolo di pemerintahan ini tidak mampu digantikan dengan rohaniawan Kristen.

Toleransi Berabad Lalu

Kendati kerajaan Siang menggunakan agama sebagai jalur politik, Kerajaan Gowa tidak pernah menganggap Kristen sebagai ancaman berbahaya. Perebutan wilayah dua aliansi kerajaan besar ini kemudian dimenangkan oleh Kerajaan Gowa Tallo. Menariknya, isu agama tidak pernah dijadikan pemicu.

Jauh sebelum kedatangan Pastor Vincente, Kerajaan Gowa telah menerima kehadiran 3 pastor asal Portugal (1525), yakni Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, dan Bruder Bernard Marvao.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun