Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengenal Charles Ponzi, Bapak Investasi Bodong

6 November 2021   07:16 Diperbarui: 6 November 2021   07:36 2599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charles Ponzi, Bapak Investasi Bodong (sumber gambar: tradinguang.com)

Investasi bodong ramai mengintai masyarakat. Banyak jenisnya, mulai dari pola penipuan sederhana, hingga money game. Money game sendiri memiliki nama lain, yakni Skema Ponzi.

Menariknya, meskipun skema ponzi ini sudah dicap berbahaya, tetap saja banyak yang tergoda. Menjanjikan keuntungan besar, nyatanya buntung yang didapat.

Skema Ponzi sendiri membayar keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau yang dibayarkan oleh investor berikutnya. Bukan profit yang diperoleh dari hasil kerja individu atau organisasi.  

Hal ini berbahaya, karena cara yang digunakan adalah gali lubang tutup lubang. Namun, kata halusnya adalah member get member.

Mengapa skema ini bernama Ponzi? Karena memang ide ini dicetuskan oleh seorang pria yang bernama Charles Ponzi dari Italia di Amerika Serikat. Tepatnya pada awal 1900-an.

Kisah dimulai saat Ponzi bekerja pada Bank Zarossi di Montreal, Kanada. Bank tersebut dimiliki oleh Luigi Zarossi. Kari Ponzi di perusahaan ini cukup brilian. Dari asisten teller ia menjabat sebagai manajer.

Itulah sebabnya ia cukup memahami seluk-beluk bank ini. Termasuk sistem gali lubang, tutup lubang yang dilakoni Zarossi dalam mengelola dana nasabah.

Zarossi dengan lihainya menjanjikan pengembalian 6% dari nasabah baru. Profit yang ia janjikan berasal dari dana deposito nasabahnya. Sangat beresiko.

Zarossi berani mengambil resiko tersebut, sebab ia yakin dengan berbagai investasi lainnya yang sedang ia kerjakan. Sayangnya investasi tersebut tidak berhasil. Zarossi pun kabur ke Meksiko membawa serta uang nasabah yang ditipunya.

Ponzi juga terlibat di dalamnya. Ia dituduh memalsukan cek. Ponzi pun dipenjara dan baru dibebaskan pada tahun 1911. Setelah itu, Ponzi terlibat dalam kasus kejahatan penyelundupan imigran. Ia pun kembali ditahan selama dua tahun.

Setelah bebas, Ponzi menemukan momentumnya. Ia berubah dari pecundang menjadi pemenang. Ia menjadi pengusaha besar dengan menjalankan praktik penipuan investasi.

Alkisah pada suatu hari, Ponzi menemukan sepucuk surat kiriman dari perusahaan di Spanyol. Isinya menanyakan tentang katalog iklan di Amerika. Di dalam surat tersebut, terdapat pula selembar IRC (International Reply Coupon), atau kupon yang bisa ditukar dengan sejumlah perangko prioritas dari negara lain.

Otak bisnis Ponzi pun berjalan. Saat itu, perangko langka adalah barang mewah yang diminati di Amerika. Syahdan, Ponzi pun membentuk perusahaan kecilnya yang berbasis di Boston, Amerika Serikat.

Ponzi lantas memborong IRC dari sebuah negara. Begitu ia mendapatkan perangko-perangko langkanya, ia berhasil menjualnya dengan keuntungan 400%.

Strategi pun dijalankan. Ponzi menempatkan agen-agennya di berbagai negara. Agen-agen tersebut bertugas mengumpulkan IRC untuk dibawa ke Amerika.

Tidak cukup sampai disitu. Ponzi berkeinginan meraup keuntungan yang lebih besar lagi. Caranya adalah dengan mencari modal yang lebih besar dari para investor yang ingin cepat kaya seperti dirinya.

Pada Januari 1920, Ponzi  mendirikan perusahaan yang bernama The Securities Exchange Company. Nasabahnya diiming-imingi keuntungan sebesar 50% dalam waktu 45 hari saja.

Dalam waktu singkat, Ponzi berhasil mendapatkan 18 investor pertamanya. Dengan nilai investasi 1.800 USD. Ponzi senang, investor senang. Keuntungan yang ia janjikan dapat terealisasi.

Dari 18 orang pertama, semakin banyak investor baru yang datang kepadanya. Keuntungan Ponzi diraih dengan cara mudah. Konon mencapai angka ratusan ribu dollar per hari.

Dengan aliran uang yang datang dengan derasnya, Ponzi tidak kesulitan menjalankan skema gali lubang, tutup lubang yang ia ilhami dari mantan bosnya, Luigi Zarossi.

Apa yang Ponzi lakukan dianggap sebagai sebuah keajaiban di masanya. Banyak yang memujinya, tapi banyak juga yang curiga. Lantas surat kabar The Boston Post merasa tertantang. Investigasi pun dilakukan. 

Ternyata, beragam hal janggal ditemukan oleh tim investigasi. Tanpa segan, The Boston Post pun mempublikasikannya. Ponzi tidak bisa membantah, perusahaannya mengalami guncangan. Banyak hal yang dipertanyakan, ujungnya tidak ada lagi investor baru yang datang.

Begitu skema bisnisnya tidak lagi mendapatkan dana segar, perusahaanya pun ambruk. Ponzi pun ditangkap pada 1920 dengan 86 dakwaan penipuan dan penggelapan.

Di pengadilan, Ponzi mengakui kesalahannya dan ia diganjar dengan 14 tahun penjara. Setelah bebas pada tahun 1934, Ponzi pun dideportasi kembali ke Italia.

Seratus tahun kemudian, tepatnya pada 2020. Skema Ponzi belum juga berakhir. Meskipun ide ini tercetus seabad yang lalu, tapi konsepnya masih relevan dalam dunia tipu-tipu investasi bodong. Bisnis sudah beralih ke arah digital, skema Ponzi juga mejadi digital. 

Mendapatkan keuntungan besar dalam tempo yang sesingkat-singkatnya telah membunuh pemikiran rasional. Mengapa? Karena memang pada dasarnya manusia itu serakah.

Referensi: 1 2

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun