Bak kut teh dimakan dengan nasi putih atau cakwe. Sungguh kaya rasanya. Tidak halal? Jangan khwatir, ada inovasi dari Malaysia. Namanya Chit Kut Teh. Daging babi digantikan dengan daging ayam. Rasanya tidak kalah lezat.
Capcai, Makanan Sisa
Siapa yang tidak kenal capcai. Aneka sayur berkuah yang gurih dan lezat ini identik dengan makanan Tionghoa.
Tapi, justru di negara asalnya, masakan ini tidak terkenal. Atau lebih tepatnya tidak memiliki nama. Konon sayuran ini berasal dari aksi spekulatif koki kerajaan. Sisa-sisa potongan sayur yang tidak terpakai kemudian diaduk menjadi satu. Kesannya, makanan murahan.
Tapi, para perantau dari China justru butuh makanan murahan. Apalagi aneka macam sayur berlimpah ruah di Nusantara. Lagipula cara bikinnya juga gampang. Tidak ada pakem khusus sayur apa yang harus dimasak. Pokoknya Cap alias sepuluh (bisa juga berarti campuran) dan cai yang berati sayur.
Fuyunghai, Bukan dari Shanghai
Ada capcay, ada fuyunghai. Sama-sama tidak dikenal di negeri asli.
Fuyunghai merupakan hidangan telur dadar dengan aneka macam campuran. Ada sayur, daging, atau makanan laut. Biasanya disajikan dengan saus asam manis dan kacang polong.
Konon kata fuyunghai berasal dari bahasa Mandarin. Mirip dengan furongdan atau telur burung fuyung. Ia merupakan makanan asli orang Shanghai. Tapi sebenarnya tidak sama. Ada pendapat yang mengatakan jika Fuyunghai versi Indonesia sudah terpengaruh oleh makanan omelette ala bule. Entahlah.