Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peristiwa Ketapang Berdarah, Pemicu Konflik SARA di Ambon

17 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 17 Oktober 2021   07:03 10640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari arah Tanah Abang segerombolan orang membawa golok. Bersamaan dengan itu dari arah kota datang pula gerombolan lainnya. Sekelompok orang dikejar-kejar melarikan diri dan bersembunyi di tempat yang tak kelihatan.

Lalu, suasana berubah tragis ketika seorang anak yang sedang bersepeda berteriak, "ada orang di got!"

Sontak massa kalang kabut. Orang yang tak berdaya itu dicincang bak binatang. Ada sekitar 10 orang dan wajah mereka keturunan Ambon. Tidak ada rasa kasihan sama sekali.

Berkali-kali Nachtwey dan Abi terjebak di antara kerumunan massa. Mereka menjadi saksi pembantaian. Sujud sembah mereka kepada penyerang agar mengasihani korban, tidak digubris sama sekali.

Selama dua hari, Nachtwey mengabadikan semua peristiwa tragis dalam kerusuhan. Khususnya yang berdarah-darah. Selang beberapa bulan kemudian, ia mendapat penghargaan atas foto-foto ikoniknya dari World Press Photo.

Selama dua hari, bukan hanya korban nyawa. Kerusuhan dalam skala besar juga merambah ke gereja dan sekolah Kristen. Semua terjadi secara sporadis atas nama kehormatan.

Atas nama "Kehormatan" pun berlanjut menjadi aksi sweeping. Wajah timur, rambut keriting, kulit gelap yang tidak tahu menahu tentang Ketapang pun tewas dihajar massa yang tak terkendali.

Dengan cepat berita menyebar ke Ambon. Sebagian dari kisah nyata para pengungsi, namun lebih banyak yang parsial. Dikemas jadi satu, hanya emosi yang tersulut.

Pada Desember 1998, Tanah Maluku tidak lagi damai. Kota Ambon terbelah dua. Daerah Islam dan Kristen. Orang Ambon Islam merasa dizolimi, melakukan perlawanan sengit.

Lebih dari 1000 nyawa melayang akibat konflik komunal yang terjadi. Masyarakat setempat memilih mengungsi, sendi perekonomian lumpuh total.

Berty Loupati dan Agus Wattimena adalah dua pemimpin yang disegani di Ambon. Mereka adalah pendekar yang mencetuskan peperangan. Satunya membela Islam, satu lagi atas nama gereja. Episode kehormatan di Ketapang pun berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun