Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikayat Alat Kelamin, Pendidikan Seks dari Leluhur

15 Oktober 2021   05:02 Diperbarui: 15 Oktober 2021   05:07 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang zaman dulu punya persepsi yang berbeda terhadap alat kelamin. Seks yang sekarang dianggap tabu, dulunya justru wajib diceritakan.

Berbagai macam bentuk penis ada di museum. Dipamerkan pula dalam arak-arakan di Jepang. Di Thailand ia dipuja agar dapat keturunan yang terhormat. Ini belum termasuk legenda rakyat yang nyeleneh dan konyol.

Bandingkan dengan masa kini. Semuanya harus diceritakan dengan sangat hati-hati. Agar santun, tidak jijik, dan tidak kena pasal. Tapi, semua adalah bagian dari kenyataan. Bahwa leluhur kita lebih paham tentang norma kesusilaan dan kenyataan yang ada.

Keciprat sperma di Afrika Barat

Suku Bamana menganggap bahwa Bumi adalah sesosok Dewi bernama Lennaya. Tiada bedanya dengan konsep budaya lain pada umumnya. Tapi, bagi suku Banama, langit adalah suami untuk Bumi.

Terjebak di antara suami istri memang mengenaskan. Suku Bamana bahkan tidak berani sembarang melubangi tanah. Harus minta izin, takut sang Suami marah kalau istrinya sampai kesakitan.

Yang lebih bingung jika dewa-dewi ini sedang kasmaran. Mereka bercinta.

Apa yang bisa dilakukan oleh suku Bamana? Ya, mereka harus pasrah kena ciprat sperma sang dewa. Itulah hujan yang membuahi bumi.

Vagina Terbang Kohe-kohe-lele

Alat kelamin adalah bagian yang harus ditutupi. Bayangkan jika seorang wanita berkeliaran tanpa berbusana. Malu dan tidak bermoral.

Tapi, di Hawai vagina bisa terbang ke sana kemari. Alkisah sesosok dewi bernama Kapo. Ia terkenal dengan jurus Kohe-kohe-lele, yang berarti; Vagina Berkeliaran.

Vagina itu punya kekuatan. Ia bisa menyelamatkan banyak nyawa. Saudara wanitanya adalah saksi. Ketika ia diserang oleh Kamapua, sesosok babi hutan jejadian.

Kapo dengan sigap menyingkap roknya dan mencabut vaginanya. Syahdan sang vagina terbang ke sana kemari. Kamapua yang tertarik lantas mengejarnya. Akhirnya, vagina terbang mendarat di kawah gunung Kohelepelepe. Kamapua pun mati terjatuh.

Masih versi yang agak mirip, tapi sedikit berbeda. Menurut Suku Mehinaku di Brazil, dulunya semua vagina berkeliaran kalau malam. Kemudian ada seorang wanita dengan vaginanya yang bodoh bernama Tukwi.

Suatu malam sang vagina bodoh ini berkeluyuran mencari makan. Saking rakusnya, ia tercebur ke dalam panci bubur.

Seorang pria terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara berisik yang ditimbulkan sang vagina. Karena sudah malam, sang pria tak bisa melihat jelas. Obor pun didekatkan, terbakarlah vagina malang itu.

Keesokan harinya, Tukwi mengumpulkan seluruh wanita di kampung. "Mulai sekarang jangan biarkan vagina kita berkeliaran kalau tidak mau hangus seperti punyaku."

Dewa Buruk Rupa dengan Penis Panjang

Buruk rupa tidak apa-apa. Para gadis senang dengan hati yang baik. Seperti pada kisah Beauty and The Beast. Monster jelek akhirnya menikahi gadis cantik. Semua gegara kebaikan hati sang monster.

Tapi, apa yang terjadi jika gadis cantik berhasil menikahi seorang buruk rupa karena penisnya yang panjang? Ada kisahnya.

Alkisah Kokopelli. Ia adalah dewa kesuburan orang Indian Amerika. Sayangnya, wajahnya buruk sehingga ia susah dapat jodoh. Suatu hari Kokopelli jatuh cinta pada wanita muda nan cantik.

Semua dewa menyangsikannya. Bagaimana mungkin si buruk rupa ini bisa mengawini kembang desa. Namun, Kokopelli tidak kehabisan akal. Dibuntutilah gadis itu kemana pun ia pergi.

Sasaran yang paling tepat adalah ketika sang gadis buang air kecil. Di sanalah Kokopelli mengeluarkan penisnya yang panjang dan besar. Syahdan, sang gadis pun hamil dan muncullah Kokopelli sebagai pengantin.

Bulan yang Ingin Bersetubuh dengan Matahari

Menurut bangsa Inuit di Greenland, Matahari dan Bulan adalah kakak adik. Ketika sudah puber, bulan jatuh cinta pada adiknya sendiri, Matahari.

Saking ngeresnya hingga Bulan ingin memaksakan hubungan seksual. Matahari ketakutan, ia pun melarikan diri keluar angkasa.

Namun, Bulan tidak pantang menyerah. Ia terus mengejar Matahari hingga hasratnya tercapai. Saking ngototnya, Bulan pun lupa makan. Badannya jadi kurus, dan terciptalah fase-fase bulan.

Bukan hanya itu, konon sesekali si Bulan berhasil menangkap Matahari dan mengajaknya begituan. Itu terjadi ketika Gerhana Matahari sedang berlangsung.

**

Percaya? Terserah deh. Tapi, legenda-legenda ini adalah contoh tentang pendidikan seks yang bebas tabu, meskipun agak memalukan.  

Referensi: 1 2

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun