Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mafia Berkeley: Siapa Saja dan "Sejahat" Apakah Mereka?

29 September 2021   05:16 Diperbarui: 29 September 2021   05:24 7293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya, selama periode 1966-1969 negara tidak saja terselamatkan dari isu finansial, namun juga menumbuhkan pertumbuhan ekonomi melalui manufaktur dan agrikultur selama beberapa dasawarsa ke depan.

Nasionalisme Ekonomi

Salah satu  hasil pemikiran Mafia Berkeley adalah terciptanya sistem Ekonomi Pancasila (1966). Sistem ini menjamin kesetaraan stabilitas ekonomi bagi segala pihak. Bukan hanya pihak pelaku usaha, namun juga bagi pekerja dari segala lapisan masyarakat.

Semuanya berjalan lancar, hingga muncul-lah jargon Nasionalisme Ekonomi. Istilah ini disinggung oleh Goenawan Muhammad yang mengkritik praktik kong-kalikong dalam tubuh Pertamina yang dipimpin oleh Ibnu Soetowo pada periode 1970an.

Kasus Pertamina ini sendiri hanyalah sebuah contoh dengan kondisi bangsa yang terjadi pada awal 1970an. Kala itu, Soeharto telah terpilih menjadi presiden untuk kali kedua.

Pada periode ini, banyak perubahan terjadi pada tatanan Orde Baru. Salah satunya adalah visi militer yang lebih berperan dalam sektor sipil. Termasuk keterlibatan dalam bidang ekonomi. Dengan demikian, ekonomi Pancasila yang dicanangkan oleh para "mafia" tersebut, sedikit bergeser.

Bom Waktu Mafia Berkeley

Di sisi lain, ada juga "bom waktu" yang ditanamkan dengan kebijakan para Mafia Berkeley. Seiring dengan masuknya PMA, utang luar negeri, IGGI pun dibentuk.

IGGI adalah singkatan dari Inter-Government Group on Indonesia. Ia terdiri dari 13 negara yang tergabung dalam sebuah konsorsium pemberi pinjaman kepada Indonesia. Akibatnya, utang luar negeri Indonesia meningkat tajam dan membuat posisi tawar Indonesia lemah.

Hal ini membuat negara-negara pemberi pinjaman menuntut timbal balik dalam bentuk penguasaan sektor ekonomi dan industri strategis Indonesia. Akhirnya, perusahaan Indonesia tidak memiliki kedudukan yang setara. Mereka hanya bisa berfungsi sebagai pendamping perusahaan asing.

Pada saat David Ramson menelurkan teorinya tentang Mafia Berkeley pada 1970, kondisi Indonesia belum sepenuhnya dikuasai oleh "mafia" sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun