Namun, “keindahan” di sini bisa saja berarti luas. Selama hampir satu abad, kapitalisme barat telah menghina bangsa China melalui Shang-Chi. Tokoh Mandarin yang diperankan oleh Tony Leung disebutkan sebagai karakter antagonis yang berpotensi menimbulkan sentimen rasisme kepada orang China di seluruh dunia.
Karakter Fu Manchu yang Rasis
Jauh sebelum Mandarin ada, Shang-Chi adalah anak dari Dr. Fu Manchu dalam versi komik Marvel. Tokoh Fu Manchu dideskripsikan sebagai seorang kulit kuning yang paling jahat di dunia, tapi dicintai oleh rakyatnya.
Fu Manchu sendiri sudah lahir jauh sebelum Marvel Comics lahir (1939). Fu Manchu adalah tokoh fiksi karya penulis Inggris, Sax Rohmer. Ia muncul pertama kali pada tahun 1913, dalam bentuk 13 serial novel dengan judul; “The Mistery of Dr. Fu Manchu.”
Dalam upayanya menghidupkan tokoh Fu Manchu, Rohmer tidak segan-segan memperlihatkan pemikiran rasisnya. Fu Manchu digambarkan sebagai seorang yang jenius dan sekaligus menguasai ilmu hitam. Ambisinya tiada lain untuk menguasai dunia barat dengan segala kekuatannya.
Karakter ini mampu memberikan perasaan tidak nyaman orang kulit putih terhadap kehadiran kulit kuning. Termasuk memupuk perasaan benci kepada ras asia yang diwakili oleh orang China.
Deskripsi Fu Manchu juga sangat “kecina-cinaan.” Baju dari sutra bak kaisar China kuno, wajah kurus kering, mata sipit, janggut tipis panjang. Penggambaran ini sangat mewakiliki sosok stereotip orang barat terhadap orang China.
Bukan hanya itu, kelahiran ide Fu Manchu juga dikisahkan secara dramatis. Dalam sebuah rumor yang beredar, disebutkan bahwa Rohmer mendapatkan ide Fu Manchu dari sebuah permainan Ouija Board (jelangkung).
Dalam permainan tersebut, Rohmer bertanya, bagaimana caranya agar ia bisa menjadi penulis terkenal. Papan jelangkung tersebut pun kemudian memberikan jawaban jelas; CHINAMAN, alias Orang Cina. Syahdan, lahirlah tokoh Fu Manchu yang terkenal.
Keinginan Rohmer untuk membuat Fu Manchu sebagai Setan Asia benar-benar ia realisasikan dalam setiap oretannya. Beberapa kata yang provokatif kemudian bisa dilihat sebagai berikut;
“Ras kulit kuning paling berbahaya yang menjelma menjadi manusia.”