Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Romo Diyat, Guru Spiritual Soeharto

26 September 2021   07:42 Diperbarui: 26 September 2021   08:23 3937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah ketiga barang simbolis ini diterima Soeharto, Toto pun bergegas pamit.

Namun, sekali lagi Soeharto tidak mengindahkan pesan Romo Diyat. Ia tetap maju. Pada masa tersebut, Soeharto mulai mendapat sorotan atas sepak terjang bisnis putra-putrinya.

Hingga pada tahun 1996, Soeharto juga mendapat pesan spiritual. Tapi, kali ini bukan dari Romo Diyat, malahan dari ibu Tien yang sempat berpesan kepada Mien Sugandhi, Menteri Urusan Peranan Wanita periode 1993-1998.

Dalam sebuah acara Golkar, Ibu Tien berkata kepadanya, "Tolong sampaikan kepada (nama salah satu petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, beliau sudah tua."

Baca juga: Madam Ten Percent, Seberapa Besar Pengaruh Ibu Tien di Era Soeharto?

Soeharto adalah Murid yang Taat

Konon selama 32 tahun berkuasa, Soeharto selalu mengikuti laku spiritual yang disarankan oleh sang guru. Mulai dari menyimpan benda pusaka, ritual kecil, hingga perjalanan ziarah ke berbagai tempat sakral di seantero Jawa.

Bahkan pada saat berkunjung ke Semarang, Soeharto selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Romo Diyat. Mereka sering berdiskusi tentang hal-hal spiritual seputaran Soeharto.

Soeharto juga sering berkunjung secara khusus atau meminta Romo Diyat datang ke Jakarta, jika ada pesan leluhur yang ingin disampaikan.  

Ketika Romo Diyat meninggal pada 1986, Soeharto masih sering berziarah ke makamnya di Klaten. Sepeninggan Romo Diyat, Soeharto masih tetap melaksanakan ajaran-ajaran gurunya ini.

Saran terakhir dari almarhum Romo Diyat diabaikan Soeharto. Jika tidak, maka sejarah Indonesia akan berubah. Pada akhirnya, takdir seseorang memang sudah digariskan. Namun, nasib Seoharto berada di tangannya sendiri, melalui keputusan-keputusan yang telah ia buat. Dengan atau tanpa nasehat spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun