Setelah Jepang berhasil diusir, ia pun menjadi politikus dan bergabung dengan Partai Nacionalista, dan mengalahkan Macapagal dalam pemilu 1965.
Rezim otoriter Marcos pun dimulai. Presiden bisa berkuasa selama mungkin. Bahkan Pada tahun 1981, Marcos menggunakan undang-undang darurat militer untuk menekan oposisi agar kekuasaannya berjalan mulus.
Di era inilah chaos politik di Filipina terjadi. Kekuasaan diatur dengan praktik politik tidak sehat, penuh dengan pelanggaran HAM. Termasuk pembunuhan tokoh oposisi Benigno Aquino, Jr.
Pada tahun 1986, Corazon Aquino, istri dari Benigno tampil sebagai lawan tanding dalam pemilu yang penuh kecurangan. Akhirnya muncullah revolusi EDSA yang damai di bawah Corazon.
Marcos tersingkir, dan melarikan diri ke Amerika Serikat. Ia tutup usia pada tahun 1989 di Hawaii, AS.Â
Harta kekayaannya ditaksir sekitar 53,1 miliar dollar AS.
Ali Abdullah Saleh (Mantan Presiden Yaman)
Abdullah Saleh berkuasa selama 12 tahun dari tahun 1990-2012. Namun, sebelumnya ia telah menjabat sebagai Presiden Republik Yaman Utara selama 12 tahun (1978-1990), sebelum negara baru Yaman terbentuk. Â
Selama masa pemerintahannya, Saleh cukup sukses menyatukan negaranya yang sering dilanda perang saudara. Tugasnya tidak mudah, Yaman juga tergolong sebagai negara Arab termiskin.
Namun Saleh punya prinsip; "Menari di atas kepala ular" mencerminkan kemampuan negosiasinya untuk menjaga stabilitas keamanan.
Sayangnya, kecintaannya terhadap uang juga menjerumuskannya. Saleh terkenal sebagai pemimpin korup di mata rakyatnya dan dunia internasional.