Meskipun pada akhirnya, seragam mereka kembali lagi ke warna biru langit. Hal tersebut terjadi pada awal 2000an, setelah konglomerat dan bekas PM Thailand, Thaksin Sinawatra "menyelamatkan" tim dari level degradasi.
Manchester City bukan satu-satunya yang terinspirasi oleh kesuksesan tim sepak bola negara lain. Leeds United yang awalnya mengenakan kostum biru kuning, kemudian merubahnya menjadi putih. Mereka terinspirasi dari Real Madrid.
Begitu pula dengan Totenham Hotspurs. Awalnya seragam mereka berwarna biru tua. Setelah itu, putih-biru muda, merah, hingga belang coklat hitam. Semuanya pernah dilirik.
Sampai akhirnya mereka memutuskan warna putih karena terinspirasi dengan kejayaan klub Preston North End yang kala itu berprestasi pada awal abad ke-20.
Contek-menyontek ide rasanya sudah biasa. Bukan hanya antar sesama klub sepak bola saja, tetapi juga kostum Timnas. Seperti yang dilakukan oleh Klub sepak bola Inggris Blackpool yang mengidolakan The Oranje.
Penyebabnya adalah Albert Hargreaves. Ia salah satu anggota direksi yang terpesona dengan warna timnas Belanda.
Suatu waktu Albert yang juga seorang wasit memimpin pertandingan internasional Belanda vs Belgia. Dari sanalah ia kepincut dan menggantikan seragam Blackpool yang mirip dengan Timnas Belanda.
Dari sini kita dapat melihat, betapa miskinnya kreativitas beberapa klub besar Liga Inggris. Tapi, untungnya tidak semua. Ada Liverpool yang punya kisahnya sendiri.
Tiga tahun pertama sejak didirikan pada tahun 1892, seragam mereka berwarna biru-putih. Idenya seperti milik Blackburn Rovers yang kala itu sudah lebih mapan.
Lantas semuanya berubah pada saat Bill Shankly masuk menjdi pelatih. Suatu hari ia masuk ke loker membawa seragam merah.