Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belanda Juga Punya Masalah dengan Lapas, Isinya Kosong

9 September 2021   19:28 Diperbarui: 9 September 2021   19:30 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk pelanggaran ringan, alternatif hukuman sudah biasa. Tugas sosial seperti membersihkan taman, atau membayar denda, memberi peluang masuk penjara semakin tertutup.

Dengan demikian, hanya mereka yang benar-benar dianggap berbahaya yang berpeluang masuk tahanan. Penjara menjadi Lembaga rehabilitasi terakhir bagi mereka yang benar-benar tidak bisa diatur.

Mereka sadar, hasilnya, efektif. Penutupan penjara juga memiliki keuntungan dari sisi penyelenggaraan negara. Pemerintah bisa menghemat banyak uang untuk membiayai para pelaku kejahatan yang ditampung untuk urusan tidak perlu.

Belanda hanya merupakan salah satu contoh. Selain itu, ada juga beberapa negara lain yang sudah menerapkan sistem yang sama, yakni Swedia, Denmark, Finlandia, dan juga Norwegia.

Bagaimana dengan Indonesia? Semoga ada cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

Namun, sebelum pemerintah melakukan PR yang tidak sedikit ini, marilah kita mencoba merenung. Apakah kita lebih senang jika seorang penjahat masuk penjara, atau memaafkan mereka untuk kembali diterima di masyarakat?

Mungkinkah cancel culture menjadi penyebab semakin banyak orang dipenjara? Atau mungkin masyarakat kita memang senang melihatnya?

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun