Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Issei Segawa, Pembunuh, Pemerkosa, Kanibal, dan Selebriti

28 Agustus 2021   06:08 Diperbarui: 28 Agustus 2021   06:57 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang masa lalu. Seorang lelaki paruh baya sedang bermain-main dengan dua kemenakannya yang masih kecil.

Mereka bermain "makan-makan." Sang paman berpura-pura menjadi monster. Ingin melahap daging manusia. Kedua anak tersebut pun menjadi "korban."

Sebagai seorang paman, sang lelaki telah memenuhi kewajibannya yang mulia. Menghibur anak kecil yang lahir tidak sempurna. Sang anak bernama Issei Sagawa.

Namun, justru ketidaksempurnaan itu membuat diri Issei menjadi seseorang yang tidak mulia. Pada momen itu, rasa penasarannya pun muncul;

"Bagaimanakah rasanya daging manusia?"

**

Issei Segawa adalah anak seorang hartawan di Jepang. Sebagai seorang yang lahir prematur, Issei hanya kekurangan penampilan. Kaki dan lengannya pendek, tingginya pun menyamai orang kate.

Tapi, otaknya luar biasa. Issei berhasil meraih gelar PH.D dalam bidang literatur. Ia menguasai banyak bahasa dan menyukai puisi.

**

Issei hampir sempurna. Ia adalah lelaki normal pencinta wanita cantik. Andaikan ia sempurna, tentu banyak wanita yang bersedia dikawininya.

Akibat nila setitik, rusak susu sebelanga. Itulah yang dirasakan oleh Issei Segawa. Lelaki kaya, pintar, romantis, tapi dengan tubuh yang lemah dan berwajah buruk.

**

Sang pencinta puisi ini tahu tentang kisah Beauty and The Beast. Tapi, dalam versinya sendiri.

Jelas ia adalah sang Beast. Ia butuh seorang Beauty yang sanggup mendampinginya hingga mati.

Mati di sini bukanlah akhir dari sumpah setia. Tapi, benar-benar mati disantap!

Sewaktu Issei masih berusia 23 tahun, keinginannya untuk memakan daging manusia tak bisa lagi ditahan. Ia tertangkap ketika menyusup ke dalam apartemen seorang gadis bule yang cantik.

Tanpa persiapan apa-apa, Issei seperti terhipnotis ingin mencicipi tubuh sang gadis. Tapi, aksinya ketahuan. Sang gadis bangun dan melawan. Issei pun ditangkap atas tuduhan usaha pemerkosaan.

Dengan cepat ayahnya menutup kasus tersebut dengan membayar denda dan uang damai kepada pihak korban. Namun, banyak yang tidak tahu jika keinginan Issei "mencicipi" tubuh sang gadis adalah dengan mengambil secuil daging pantatnya untuk dimakan.

**

Issei yang pintar kemudian melanjutkan sekolahnya ke Jerman. Di sana Issei merdeka, tapi ia belum merasa benar-benar bebas hingga berhasil mencicipi daging manusia.

Perilakunya aneh, Issei sering menyewa PSK di Jerman. Bukan hanya untuk cinta semalam, tetapi juga untuk hasratnya mencicipi daging manusia. Pistol telah ia siapkan, tapi hatinya selalu gundah setiap kali ingin meletupkan senjatanya.

**

Renee Hartevelt adalah seorang berkebangsaan Jerman. Tinggi cantik, dan sehat. Laksana Belle yang tertawan dalam kastil The Beast. Issei jatuh cinta padanya.  

Saat itu Renee sedang berada dalam puri The Beast. Bukanlah istana megah, tapi hanya sebuah apartemen di Paris yang cukup mewah.

Sang wanita idola ingin membantu Issei menerjemahkan teks bahasa Jerman. Suasana berlangsung akrab. Renee senang berteman dengan Issei. Ia pandai membuat puisi.

Puisi karya Issei pun dibacakan oleh Renee. Puisi tentang kematian dan pengorbanan. Belum lagi selesai dibaca hingga tuntas, "DORRR..." Kepala Renee pecah berkeping-keping.

Issei sempat pingsan untuk beberapa saat. Itu adalah pengalaman membunuhnya yang pertama. Ketika ia sadar, ia telah benar-benar berubah menjadi monster.

Mayat Renee Hartevelt diperkosanya. Setelah itu Issei melanjutkan dengan memutilasi tubuh yang terbujur kaku itu. Berbagai menu ia buat dengan tumpukan daging segar sang gadis malang.

Sebagian digoreng, sebagian lagi dimakan mentah-mentah. Energi daging segar dari bagian payudara konon bisa menambah energi Issei yang lemah.

Sang predator sudah kenyang. Tapi, daging segar sayang disia-siakan. Issei menyimpan sebagian di lemari pendingin. Bagian yang tidak enak beserta tulang-tulangnya dibuang ke danau.

Pihak kepolisian cukup sigap. Issei Segawa meninggalkan jejak yang cukup jelas. Rumahnya digeledah dan ia jadi tersangka. Vonisnya tidak berat. Sang monster dinyatakan gila. Itu keputusannya.

Issei harus dideportasi kembali ke negara asalnya. Mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan pengadilan Jepang. Namun, pengadilan tersebut tidak dapat diteruskan. Pihak Prancis menolak mengirimkan barang bukti. Kasus sudah ditutup adalah alasannya.

Tanpa barang bukti, Issei hanya bisa didakwa sebagai seseorang yang memiliki kelainan seksual. Ia pun didakwa bebas. Termasuk hasil tes kesehatannya, Issei dinyatakan waras dan tidak perlu masuk rumah sakit jiwa.

**

Selama ditahan di Prancis, Inuhiko Yomota, seorang penulis terkenal Jepang mengunjunginya. Inuhiko ingin membuat buku tentang Issei Segawa lengkap dengan ilustrasi-ilustrasinya. Judulnya "In The Fog."

Bukannya menjijikkan, buku tersebut justru laris di Jepang. Jadilah Issei Segawa sebagai seorang selebriti dadakan. Ia diundang ke stasiun-stasiun televisi dan radio untuk wawancara.  

Kisahnya menginspirasi berbagai film, dokumenter, dan juga program televisi di seluruh dunia. Ia juga sempat menjadi bintang film yang bertema sadis. Issei berperan sebagai lelaki yang menderita Sadomasokis.

Aksinya juga menjadi sumber inspirasi dari beberapa lagu terkenal, seperti; Too Much Blood (Rolling Stones, 1983), dan Dinner with Renee (Human Factors Lab, 2004).

Issei juga menulis bukunya sendiri. Tentang pengalaman dan kesaksiannya. Juga sebuah buku tentang pembunuhan anak-anak di Kobe (1997). Tak lupa juga ulasan rutin restoran-restoran untuk majalah terkenal Jepang.

Kendati demikian, tidak semua juga orang yang bersimpati padanya. Kerjanya sebagai selebriti tentu hanya dadakan saja. Ketika ia mencoba mencari pekerjaan halal, ia banyak ditolak gegara reputasinya.

Pada tahun 2005, kedua orangtuanya meninggal. Issei akhirnya hidup sendiri dan mengubah identitasnya. Ia tetap dalam pengawasan pemerintah.

Setelah menjual semua rumah, ia pindah ke apartemen khusus yang disedikan oleh pemerintah Jepang.

Meskipun tidak pernah lagi menjadi kanibal selama berada di Jepang, Issei Segawa tidak pernah berhenti mengungkapkan obsesinya yang selalu tertahan. Terlebih jika melihat wanita cantik.

Pada tahun 2013, Issei masuk rumah sakit karena menderita penyakit gangguan saraf. Pada hari-hari terakhirnya , ia baru menyadari dan menyesali perbuatannya kepada adik laki-lakinya.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun