**
Setelah kematian beruntun anggota keluarga Davis, kamar Jane digeledah polisi. Di sana polisi menemukan morfin dalam jumlah yang banyak. Jane bukanlah pecandu. Ia pun mengakui motifnya.
Jane ternyata pernah meminjam uang kepada keluarga itu. Sayangnya, ia tidak bisa melunasinya dalam tenggat waktu yang dijanjikan. Untuk itulah ia membunuh Nyonya Davis dan Nyonya Gordon.
Namun, Jane punya motif lain. Ia tertarik kepada Pak Davis dan ingin menikahinya. Tapi, Pak Davis tidak menanggapinya. Jane kemudian membunuh Nyonya Gordon sembari mengharapkan peluang bisa menikahi suaminya.
Ia tidak peduli dengan siapa ia akan menikah, yang penting kantongnya tebal.
Jane ternyata parno. Setelah melenyapkan tiga keluarganya, ia takut Jika Pak Davis dan anaknya Nyonya Gibbs curiga. Jane lanjut membunuh keduanya dengan racun.
Dokter menyatakan kematian keduanya wajar. Pak Davis meninggal akibat pecahnya pembuluh darah. Nyonya Gibbs meninggal akibat stres karena kematian sanak saudaranya.
Jane sangat lihai, ia mampu melihat peluang kapan harus melenyapkan. Ia juga bisa meyakinkan orang bahwa ia sangat memperhatikan pasiennya. Itulah mengapa selama ini tidak ada orang yang mencurigainya.
Pengakuan Jane berikutnya lebih mencengangkan. Ia dengan tenang mengaku kepada polisi bahwa ia menikmati acara pemakaman orang-orang yang ia kenal.
Senyum khas Jane, sungguh mengerikan.
**