Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dirgahayu 76 Tahun Indonesia, Numerologi, Angkamologi, atau Cocokologi?

19 Agustus 2021   18:37 Diperbarui: 19 Agustus 2021   18:41 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sedang bergembira. Negara kita sudah berusia 76 tahun.

Beberapa saat yang lalu, kemenangan Greysia-Apriani dihubung-hubungkan dengan angka 76.

Caranya adalah dengan menjumlahkan skor 21-19, 21-15. Hasilnya = 21+19+21+15 =76.

Numerologi? Angkamologi? Dua-duanya benar. Tersebab hasilnya menggembirakan. Mampu membawa aura positif bagi yang membacanya.

Baca juga: Numerologi + Angkamologi = Keberuntungan x Keuntungan

Dengan demikian, semakin pede-lah kita berjalan menuju era keemasan Indonesia.

Apa sih arti 76 bagi Indonesia dari sisi Numerologi? Apa pula makna 76 dari sisi Angkamologi?

Kalau masih bingung, saya kembali bertanya.

Coba lihatlah angka 96 atau 69. Adakah bermakna sesuatu? Kalau masih bingung juga, tanyakanlah kepada ayah bunda. Bagaimanakah dirimu dulu tercipta?

"Merdu dan Syahdu," jawab mereka.   

Silahkan ditafsirkan sendiri. Secara baik dan diiringi doa tentunya.

Lantas apa hubungan angka 76 dan 96 yang kuberikan contoh?

Jadi demikian kawan, kendati angka mengandung unsur cocokologi, tetap saja ia sudah menjadi bahasa resmi dalam percakapan sehari-hari. Sebutkanlah; 86 (siap), cilaka 13, bintang 7, dan lain sebagainya.

Bahkan lebih dari itu. Tanpa disadari, angka-angka cantik juga memiliki arti di benak setiap individu. Saya berikan beberapa contoh, ya; 212, 711, 313.

Apakah angka-angka tersebut memiliki arti khusus bagi kalian? Jika tidak, tetap kelihatan menarik bukan?

Mengapa demikian? Sebuah fenomena psikologi bisa menjelaskannya.

Adalah efek Apophenia alias tendensi untuk selalu mencari makna di balik data acak, dan membuat hubungan dari sesuatu yang tidak berhubungan.

Turunannya adalah Paraeidolia. Ini adalah kecenderungan mencari arti dari gambar atau suara yang acak menjadi hal yang penting.

Lihatlah ke atas langit, carilah awan yang mirip beruang, mobil, atau bintang. Apa yang kamu dapatkan? Bisa saja wajah mantan-mu yang tukang ghosting.

Tentu setiap orang memiliki pengalaman batin yang berbeda-beda. Tapi, menarik mengetahui hasil dari sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Finlandia.

Disebutkan bahwa efek Pareidolia berkaitan erat dengan mereka yang religius.

Mereka yang memiliki keyakinan spiritual yang kuat, lebih mampu melihat kemunculan "sesuatu" di tengah-tengah gambar abstrak, dibandingkan dengan partisipan yang biasa-biasa saja.

Apakah fenomena ini adalah gangguan jiwa? Sebagian mengatakan yes. Ia setara dengan Skizofrenia ringan. Tapi, menilik kepada hasil penelitian Finlandia, saya dapat menyimpulkan bahwa semakin gila Anda, semakin kamu disayangi Tuhan.

Jadi janganlah malu mengakui penjumlahan angka skor Greysia-Apriani berhubungan dengan Dirgahayu ke-76 Republik Indonesia.

Yakinilah hal tersebut sebagai wujud doa yang baik. Bersyukurlah bahwa Sang Hyang telah mengirimkan kode rahasia melalui angka 76.

Bagi yang belum meyakininya, juga tidak apa-apa. Paling tidak Anda bisa berdoa agar angka 76 benar-benar membawa berkah bagi negara yang kita cintai ini.

Dengan demikian, jalan tengah sudah dilakoni.

Manusia yang berbeda akan memiliki satu tujuan yang sama. Orang soleh dan kaum kafir akan memiliki doa yang sama. Kapan lagi akan terjadi?   

Angka 76 mungkin tidak mengartikan apa-apa. Tapi, ia mengandung harapan yang besar bagi kejayaan Indonesia yang kita cintai.  

Dirgahayu Indonesiaku, Jayalah Bangsaku.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun