Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Irawan Soejono, Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang Jadi Nama Jalan di Belanda

17 Agustus 2021   04:32 Diperbarui: 17 Agustus 2021   04:49 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari balik meja, Irawan adalah anggota redaksi sekaligus menangani urusan teknis pada bulletin De Brevijding (pembebasan). Buletin ini diterbitkan seminggu tiga kali. Berisikan propaganda anti fasis, terbitan mahasiswa-mahasiswa PI.

Oplahnya juga cukup banyak. Sekali terbit bisa mencapai 4.000 eksemplar. Khusus Irawan, pekerjaannya lebih berat. Sebabnya ia harus memastikan jika suplai kertas, listrik, tinta, hingga pemeliharaan mesin selalu tersedia.

Irawan sering menempuh pekerjaan berisiko. Mengangkut peralatan dengan sepeda, kereta dorong. Mengangkut koper yang berisikan dokumen rahasia, menempuh perjalanan panjang maupun pendek.

"Cuaca baik atau buruk, bahaya atau tidak, dalam kegelapan malam, Irawan selalu siap sedia," demikian pungkas Soeripno, salah satu anggota redaksi De Brevijding.

Irawan Soejono adalah ruh pembebasan. Ia diberikan nama samaran Henk van de Brevijding alias Henk Sang Pembebas. Tanpa keberaniannya, PI tidak bisa berbuat terlalu banyak.

Suatu sore di hari Sabtu, 13 Januari 1945. Irawan sedang bersepeda di sepanjang jalan pusat pertokoan di Leiden. Ia membawa mesin stensil yang baru saja selesai direparasi.

Sekelompok tentara sedang melakukan razia tepat di depan jalannya. Dengan sigap, Irawan membalik arah sepedanya ke sebuah gang kecil. Nahas baginya, seorang perwira Jerman melihatnya.

"Dor...." Tembakan dilepaskan, pelipis kiri Irawan jadi sasaran. Ia gugur di tempat.

Irawan dimakamkan di kompleks perkuburan Groenesteeg, Leiden. Pada tahun 1946, jenasah Irawan dikremasi dan dibawa pulang ke Indonesia. Dimakamkan di Tanah Kusir.

**

Jumat, 24 Januari 2020 di Leiden. Hari itu adalah 100 tahun kelahiran Irawan Soedjono. Sejumlah orang yang tergabung dalam organisasi Werkgroep Merapi memperingati jasa Irawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun