Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerpen Kisah Nyata: "Mari" Tidak Bisa Lagi Menangis

13 Agustus 2021   19:27 Diperbarui: 14 Agustus 2021   06:19 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen ini berdasarkan kisah nyata kasus pembunuhan berantai tersadis di Jepang, oleh seorang lelaki pencinta anime.

**

Umur Mari belum segenap jumlah jari di tangan kiri. Tapi, ia sudah tahu lebih banyak dari para orangtua yang taktahu diri.

Bahkan ketika sang manusia tikus menulis surat kepada ibunya, Mari tak lagi bisa menangis. Nama depannya ditulis di awal. Mengikuti kata; "Tulang, Kremasi, Investigasi, Bukti!"

Mari belum sempat belajar membaca. Selain namanya sendiri, Ia tidak mengenal kata tulang, investigasi, dan bukti. Itu urusan orang dewasa.

Kecuali kremasi. Mari hanya bisa mengira jika kata ini berhubungan dengan api neraka yang panas menjilat tubuh. Sudah pernah ia rasakan. Untuk sesaat. Sangat cepat.  

Tapi, Mari tidak menangis.

Bahkan ketika manusia tikus menyeringai dengan giginya yang tajam, Mari tak lari ketakutan. Ia tabah. Kisah tragis telah ia lalui dengan begitu cepatnya. Gigi tajam hanyalah dongeng di malam hari.

Hanya 2 menit. Mari tahu bagaimana pentingnya udara. Sesuatu yang tidak pernah diajarkan oleh ibunya. Kendati ia tahu jika ibunya sering memanggilnya dengan, "napas hidupku."

Namun, itu tidak lagi penting. Udara hanyalah kain penutup mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun