Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dewa Jodoh "Yue Lao," Kue Bulan, dan Jomlo yang Terikat Benang Merah

12 Agustus 2021   05:25 Diperbarui: 12 Agustus 2021   05:32 4427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewa Jodoh Yue Lao, Kue Bulan, dan Jomlo yang Belum Terikat Benang Merah (imperialharvest.com)

Cinta itu penting. Bagi pasangan diharap bisa bertahan, bagi Jomlo diharap bisa jadian.

Tidak heran dalam berbagai budaya, selalu ada sosok Ilahi penjaga cinta yang bisa dipuja. Pun halnya dalam budaya China.

Adalah Yue Lao (panjang; Yue Xia Lao Ren). Dalam terjemahan adalah; Orang Tua dari Bulan. Kapan warga Tionghoa mulai memujanya? Ada dua versi.

Versi pertama telah dimulai sejak zaman Dinasti Tang (618-904). Tapi ada juga yang mengatakan jika baru dipuja pada zaman Dinasti Qing (1644-1912)

Yang pasti, kepercayaan ini masih bertahan hingga kini. Yue Lao divisualisasi sebagai orangtua berjanggut putih panjang dan berwajah lembut.

Beliau memiliki tugas untuk menjodohkan manusia di dunia, serta mengurus lika-liku kisah percintaan mereka. Gelar Dewa Jodoh pun tersemat padanya.

Konon cara yang Yue Lao lakukan adalah mengikat dua kaki dengan benang merah Ilahi. Tentunya tidak kelihatan, dan hanya merupakan petanda saja.

Hari Kebesaran Dewa Jodoh adalah bulan 8 tanggal 15 dalam versi imlek. Tanggal ini juga sama dengan acara tradisi makan kue bulan atau yang dikenal dengan nama Festival Musim Gugur.

Catatan: Kisah Yue Lao hanya salah satu legenda yang beredar sehubungan dengan Festival Kue Bulan. Lebih lanjutnya, sila klik artikel di bawah ini:

Festival Kue Bulan yang Berasal dari Pemberontakan dan Pergeseran Makna bagi Para Jomlo

Hingga kini altar Dewa Yue Lao masih sering ditemui di kelenteng-kelenteng Tao dan Kong Hu Chu. Ada beberapa yang terkenal hingga ke penjuru dunia. Di antaranya adalah di Kota Hangzhou, China. Di Repulse Bay, Hong Kong, dan di Kelenteng Xia Hai, Taipei, Taiwan.

Dikutip dari sumber (travel.kompas.com), setiap hari kuil ini kedatangan 500 pengunjung sebelum masa pandemi. Di hari besar seperti Imlek atau hari Valentine, pengunjung bisa membludak hingga 1.000 orang.

Kelenteng Xia Hai dibangun pada tahun 1859, tetapi arca patung Yue Lao baru muncul di tahun 1971. Ukurannya juga tidak besar. Hanya setinggi 43cm saja. Namun keampuhannya terkenal.

Naomi Lee, pemandu kuil bahkan sesumbar jika artis Hollywood, Sarah Jessica Parker pernah berkunjung ke sana. Hanya tidak dijelaskan untuk bersembahyang atau hanya sekedar sebagai turis saja. Yang pasti, hingga kini bahtera pernikahannya sejak 1997 dengan Matthew Broderick masih bertahan.

Jika Anda berkunjung ke sana, keramaian kuil dapat terlihat dari banyaknya persembahan di atas altar.

Para pemuja yang percaya memang diharuskan membawa persembahan. Biasanya berupa pegangan yang manis, seperti kue, coklat, atau permen.

Banyak yang memiliki kisah perjodohan yang sukses. Jika Anda ingin membaca lengkap, sila klik artikel dari travel.kompas.com di bawah ini;

Baca juga: Ingin Dapat Jodoh? Temui Dewa Asmar di Kuil Ini

Asal-Usul Yue Lao

Alkisah seorang terpelajar bernama Wei-gu dari zaman Dinasti Tang (628M). Dalam perjalanan ke kota Songcheng, ia bertemu seorang kakek tua yang sedang duduk membaca buku.

Namun, ada yang aneh. Tulisan dalam buku tersebut tidak dipahami oleh sang sarjana. Wei-gu lantas bertanya tentang keberadaan sang kakek.

Kakek tua itu kemudian menjawab; Ia tidak berasal dari dunia ini dan tugasnya adalah menjodohkan manusia di dunia. Sedangkan buku yang ia bawa disebut dengan Buku Perjodohan.

Sang kakek melanjutkan dengan mengeluarkan seutas benang merah. Ia pun berkata; "Pria dan wanita yang kakinya kuikat dengan benang ini, akan menjadi suami istri selamanya."

Wei-gu penasaran. Ia ingin mencari tahu sosok dari calon istrinya. Kakek tua pun menjawab bahwa jodohnya saat ini masih berusia 3 tahun. Wei-gu akan menikah dengannya 14 tahun kemudian.

"Kalau kamu ingin melihat calon istrimu, ikutlah denganku sekarang," ujar sang Kakek.

Wei-gu yang penasaran tentu tidak menolak. Mereka pun masuk ke dalam kota menuju ke arah pasar. Di sana mereka berdua menemui seorang wanita penjual sayuran sedang menggendong seorang anak wanita berusia 3 tahun.

Sang wanita tampak dekil dan matanya buta sebelah. Wei-gu tidak bisa menerimanya. Bagaimana mungkin dirinya yang terpelajar bisa berjodoh dengan anak tukang sayur miskin.

"Jika memang ia adalah jodohku, akan kubunuh anak ini sekarang," pungkas Wei-gu dengan nada pitam.

Tapi, sang Kakek tua dengan sabar menasehatinya untuk tidak membunuh sang anak. Tersebab apa yang sudah disuratkan tidak bisa lagi diuraikan.

Wei-gu masih belum bisa menerima dan bergegas pergi ke sebuah penginapan, meninggalkan sang Kakek Tua yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

Perkataan Kakek Tua masih membekas dalam hati Wei-gu. Sang Sarjana sungguh tidak sudi beristrikan anak orang miskin. Akhirnya ia pun menjalankan aksi nekat.

Ia lantas menyewa seorang pria di kota itu untuk membunuh sang anak. Bayarannya besar, sehingga pria tersebut menyetujuinya.

Di tengah keramaian, orang tersebut berhasil menusuk anak itu dengan belatinya. Tapi, ia lantas bergegas pergi karena takut ditangkap. Sesaat kemudian, ia datang melapor ke Wei-gu dan menerima bayarannya.

Namun, bukannya senang. Wei-gu justru merasa bersalah. Untuk melupakan kejadian tersebut, ia pun pergi meninggalkan Songcheng dan bersumpah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di sana.

Dalam perjalanan hidupnya, Wei-gu selalu berpetualang mencari jodoh. Para gadis cantik dari keluarga bangsawan, para wanita ayu dari kaum terpelajar, semua menolaknya.

Hingga suatu hari Wei-gu akhirnya mendapat jabatan di kota Xiangzhhou, Guandong. Ia telah berusia 30 tahun dan masih jomlo!

Atasannya adalah Gubernur. Ia mempunyai seorang putri yang cantik. Sang gubernur sangat terpesona dengan Wei-gu. Ia pun memutuskan untuk menjodohkannya dengan sang putri.

Wei-gu jelas senang bukan kepalang. Ditolak gadis bangsawan, disanggah wanita terpelajar, ia akhirnya mendapatkan putri Gubernur.

Ia pun menikah. Sayangnya, setelah beberapa saat menikah, sang istri tidak pernah membuka kain penutup pundaknya. Wei-gu pun akhirnya mendesak sang istri. Ternyata di pundaknya ada bekas luka.

Sang istri kemudian mengisahkan. Sebenarnya ia adalah putri seorang pejabat kabupaten kota Songcheng. Sewaktu ia berusia 3 tahun, ayah dan ibunya meninggal.  Ia kemudian dirawat oleh ibu asuhnya yang berjualan sayur di pasar untuk memenuhi kebutuhan.

Bekas luka di pundaknya adalah bekas tusukan dari seorang lelaki tidak dikenal di sebuah pasar. Untungnya ia tidak meninggal.

Setelah kejadian tersebut menjadi heboh, barulah sang istri diadopsi oleh seorang pria yang kini menjadi Gubernur kota Xiangzhhou.

Wei-gu pun kaget. Ia masih belum yakin dengan kisah istrinya. Ia lantas menanyakan ciri khas ibu asuh istrinya.

"Apakah matanya buta sebelah?" Tanya Wei-gu

"Iya." Jawab istrinya.

Dengan penuh penyesalan Wei-gu pun menangis. Ia pun menceritakan kisahnya kepada istrinya. Termasuk dengan pertemuannya dengan sang Kakek tua Yue Lao.

Istrinya kini, tak lain, tak bukan, adalah anak kecil yang ingin dibunuh Wei-gu 14 tahun yang lalu.

Malam itu juga, Wei-gu beserta istrinya mengadakan ritual di depan rumah dan menghadap langit untuk memuja Sang Orang Tua dari Bulan.

Kisah tersebut kemudian menyebar dan diceritakan dari masa ke masa. Yue Xia Lao Ren kemudian banyak dipuja sebagai Dewa Jodoh oleh orang-orang Tionghoa. Hingga kini!

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun