Alatnya jelas bak mesin bor. Tapi, takada hati yang bersedia digedor. Ia mengigit bibirnya yang memerah karena luka. Tapi, luka di hatinya terasa lebih perih.
Harga emas turun drastis, gelar JMK sebentar lagi habis. Gula aren tidak lagi manis, seperti dirinya yang tak laris-laris.
Akhirnya, dengan tekad yang kuat sang jomlo ini berikrar;
Apa pun yang terjadi, terjadilah... Aku tidak akan pusing lagi dengan status jomloku.
Apa pun yang berlalu, berlalulah... Aku tidak akan pening lagi dengan janji kosong si Dede.
Sesungguhnya, ia adalah korban terbesar dari tragedi cinta segitiga.
Duhai para Kompasianer, berdamailah... Demi Oji yang sedang dirudung galau.
**
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI