Artinya, otak tidak semudah itu memberikan apresiasi. Toh, kalau ia mau, belum tentu badan kamu bisa menerimanya. Makanya ada istilah disfungsi ereksi. Itu yang paling ditakuti oleh para pria.
Stress, depresi, kecemasan, kekhwatiran, bahkan ketakutan akan siap menghantui. Merekalah yang menjadi faktor utama kegagalan proses pengibaran otong.
Belum lagi kondisi kesehatan yang bisa menghambat. Sebutkanlah tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, sindrom metabolik, gagal ginjal, penyakit jantung, cedera jaringan tubuh, dan puluhan lainnya.
Anggaplah semuanya beres. Anda masih dihadapkan dengan masalah lain. Jangan pikir ereksi hanya sekedar kuat dan keras.
Dilansir dari Halodoc, ada tiga jenis ereksi yang masuk dalam kategori "masalah," yakni: 1) Ereksi yang kurang kokoh, 2) Ereksi yang tidak terlalu lama, dan 3) Ereksi yang keseringan.
Cilakanya, meskipun si otong tetap bertampang kekar, ketiga jenis ereksi tersebut juga disebut sebagai jenis disfungsi ereksi.
Sudahlah, tak usah diperpanjang lagi. Tulisan ini hanya bermaksud berkata jika ereksi itu tidak mudah. Si otong tidak seperkasa seperti yang terlihat di film-film dewasa.
Baca juga: Mengapa Film Bokep Berwarna Biru, Siapa yang Hiruk-pikuk, dan Negara Mana yang Haru-biru
Kembali kepada kasus Dinar Candy. Tentunya bukan hanya tentang rangsangan seksual saja.
Masih banyak faktor lainnya. Soal tata-krama, urusan sopan-santun, praktik simbolisasi, masalah politik, dan masih banyak lagi. Tapi, saya tidak akan membahas tentang itu.
Kendati saya masih bingung, apakah pada saat pandemi masih berkutat, PPKM masih darurat, apakah otong masih bisa menguat?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!