Jangan heran kemudian jika ada orang yang keliatannya biasa-biasa saja, tahu-tahu lebih tajir dari yang disangka. Apalagi kalau modelnya acek-acek celana pendek.
Tapi, ini soal sumbangan. Perlu 100 malaikat untuk menggoda seseorang menyumbang sebanyak itu. Kecuali jika sang pemilik uang sudah di surga. Jelas ia tidak perlu lagi.
Nah, sungguh disayangkan jika ternyata tabungan itu tidak bisa dicairkan. Ia hanya akan menjadi harta karun bagi negeri seberang. Padahal uangnya dari Indonesia.
Itulah yang banyak diperkirakan hingga kini.
Mungkin saja prosesnya sudah mendekati "hampir cair," sehingga Heriyanti berani mendeklarasikannya.
Jika memang demikian, salahkan media yang terlalu bersemangat.
Mungkin saja prosesnya juga tidak "cair-cair." Sehingga Heriyanti pasrah dan menghibahkannya kepada negara. Tentu dengan bantuan pejabat berkuasa.
Jika memang demikian, salahkan pejabat yang terlalu antusias.
Dahlan Iskan dalam artikel yang sama juga mengakui jika proses pencairan dana di Singapura tidaklah gampang. Harus ada surat wasiat dan proses pencairannya sesuai dengan keinginan mendiang. Di atas matre pula.
Saya pun punya pengalaman.Â
Ada rekening di Singapura. Isinya tidak seberapa.