Jalan kaki, pukul bola. Di mana serunya? Bukankah lebih enak jika bermain tenis yang berkompetisi? Atau mungkin berenang yang lebih banyak gerak?
Untuk menjawab pertanyaan kelima, saya akan memberikan argumen mengapa saya memilih jenis olahraga ini.
Pertama. Investasi Masa Depan
Olahraga ini adalah sebuah investasi masa depan. Kelihatannya santai, tetapi masih bisa dimainkan hingga uzur, sepanjang fisik masih sehat.
Lagipula berjalan kaki sepanjang 6 hingga 7 kilometer (18 holes) bisa dilakukan dengan santai sambil tetap menjaga tubuh bugar.
Kedua. Resiko Kecelakaan Kecil
Main bulutangkis kena serangan jantung di lapangan, sepak bola apalagi. Bersepeda keserempet mobil di jalan, jogging pagi juga.
Resiko kecelakaan di lapangan golf? Hmmm... Palingan mati kesambet petir saja.
Ketiga. Fisik dan Otak
Hanya di golf, Anda bisa memadukan olahraga fisik dan otak sekaligus. Diperlukan stamina yang bagus agar ayunan tetap stabil selama berjam-jam. Diperlulan konsentrasi penuh, agar bola dapat melesat sesuai harapan.
Keempat. Berkompetisi dengan Diri Sendiri
Kemenangan Anda tidak berhubungan dengan kehebatan teman. Tidak seperti olahraga kompetitif lainnya, Anda harus mengalahkan lawan untuk menang. Golf adalah tentang mengalahkan diri sendiri.
Kelima. Mengutamakan Kejujuran
Seringkali disebut gentleman's sport bukan karena harus berdasi. Di golf membuat kesalahan yang tak terlihat sudah biasa.
Seperti tanpa sengaja menyentuh bola dengan ayunan, atau bola hilang entah kemana. Perlu kebesaran hati untuk mengakui kesalahan yang dibuat, meski teman tidak melihatnya.
**