Ada banyak alasan mengapa Golf tidak diminati di Indonesia.
Pertama, Masalah Pencitraan
Masih banyak orang Indonesia yang menganggap jika olahraga ini adalah milik kaum orde lama.
Pejabat yang bermain golf dianggap masih memiliki mental feudal. Ajang untuk melakukan lobi agar bisnis kotor bisa segera dicuci.
Jelas salah, tersebab golf murni olahraga. Kalaupun disalah gunakan oleh segelintir orang, tidak ada urusannya dengan pemain golf lainnya.
Kedua, Golf Mahal
Mulai dari peralatan hingga green fee (harga bermain di lapangan). Jumlahnya yang fantastis tidak mudah diraih oleh yang pas-pasan.
Sebenarnya mahal itu relatif. Perlengkapan golf tersedia dalam berbagai jenis harga. Ada pula yang obral. Hanya seharga sepeda kumbang.
Pun dengan green fee. Sangat bergantung pada kualitas lapangan. Bintang lima bisa sampai 3 jutaan sekali main (18 holes). Tapi, ada juga yang berjenis "melati." Sekali main sama dengan dua kali harga makan malam di restoran padang sederhana.
Ketiga, Buang-Buang Waktu
Bermain golf bisa menghabiskan waktu setengah hari. Tidak heran jika lapangan golf di Jabodetabek hanya ramai terisi di akhir pekan.
Namun, waktu adalah masalah manajemen. Bangun lebih pagi bisa pulang lebih cepat. Bedanya apa dengan mancing atau gowes? Scuba diving bahkan lebih lama lho.
Keempat, Ajang Perselingkuhan
Seringkali mendengar kawan yang dilarang istri gegara curiga. Dari Caddy cantik hingga menyelinap kiri-kiri dalam perjalanan. Semua bisa jadi alasan untuk indehoi.
Sang istri lupa jika sekarang teknologi sudah canggih. Tinggal videocall kelihatan sudah di mana berada.