Sebagian atlit menerima perlakuan tidak menyenangkan karena memang tidak paham. Usia mereka mungkin masih terlalu kecil.
Tapi, atlit yang sudah cukup dewasa kerap juga merasa tidak berdaya. Keinginan untuk menjuarai kompetisi telah membungkam suara mereka.
Tentunya, USA Gymnastic membantah semua tuduhan. Mereka berkata telah melakukan berbagai cara untuk melindungi diri mereka.
Namun, mereka juga berdalih tidak mengungkapkan kasus-kasus pelecehan tersebut. Tersebab menjaga reputasi atlit, cabang olahraga, hingga negara.
Bagaimana dengan Indonesia
Syukurlah Ika Yulianti Ketua Umum PB Persani telah mengambil langkah preventif. Ia mengatakan jika PB Persani telah mengedukasi semua Pengurus Provinsi untuk ikut mengawasi kinerja pelatih.
Sanksi juga diberlakukan. Tidak hanya untuk pelecehan seksual, tapi juga perbuatan, ucapan yang menjurus kepada kekerasan lainnya.
Sayangnya, dunia senam Indonesia pernah tercoreng. Pada perhelatan SEA Games di Filipina, 2019 lalu, seorang atlit senam berinisial SAS dipulangkan.
Alasannya karena indisipliner dan tidak lagi perawan. Entah apa yang ada dalam pemikiran sang pelatih. Yang jelas SAS shok dan menanggung malu sehingga tidak ingin masuk sekolah lagi.
Menurut Ayu, ibu SAS, tidak ada bukti yang mendasar, dan tidak ada pemeriksaan medis.
PB Persani sendiri telah mengambil tindakan tegas. Pelatih tersebut diberikan sanksi dan lisensi kepelatihannya juga akan dicabut.