Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Para Pemuda Indonesia Melawan Nazi

12 Juli 2021   05:48 Diperbarui: 12 Juli 2021   06:13 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 10 Mei 1940 adalah hari dimana daratan Belanda dibom oleh Jerman. Menandai terseretnya Belanda dalam arus deras Perang Dunia II.

Awalnya Belanda bersikap netral ketika Jerman menginvansi Polandia setahun sebelumnya. Namun, mereka tidak menyadari jika Belanda adalah target selanjutnya. Alasannya, Hindia Belanda (Indonesia) terlalu manis untuk dibiarkan sendiri.

Lima hari kemudian, tanggal 15 Mei 1940, Belanda resmi bertekuk-lutut kepada Jerman-NAZI. Tentara Hitler menduduki Belanda selama 5 tahun lamanya. 

Selama masa pendudukan Jerman, Belanda menjadi negara yang tidak aman. Pergolakan terjadi dimana-mana, gerakan bawah tanah tak henti-hentinya.

Warga Indonesia yang berada di sana pun akhirnya ikut-ikutan. Mereka tidak bisa pulang ke kampung halaman. Sebagian menyerah kepada nasib, sebagian lagi ikut dalam gerakan fasisme pro Jerman, tetapi tidak sedikit juga yang terlibat aksi perlawanan.

**

Tanggal 13 Januari 1945, pemuda itu sedang mengendarai sepeda mengangkut mesin stensil yang baru saja selesai direparasi. Ia bertemu dengan pasukan SS yang sedang getol melakukan razia.

Sadar bahwa jiwanya dalam bahaya, Irawan Soejono mencoba melarikan diri. Malang bagi dirinya, ia mati tertembak peluru tentara NAZI.

Irawan adalah mahasiswa Indonesia. Ia bukanlah orang sembarangan, tersebab ayahnya, Raden Adipati Ario Soejono adalah orang Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri dalam Kabinet Belanda sebelum masa pendudukan NAZI.

Jasa Irawan juga tidaklah sembarangan, Ia telah ikut berperang melawan fasisme selama 5 tahun sebelum tertembak mati. Ia diakui sebagai pahlawan nasional di Belanda, dan namanya diabadikan untuk sebuah nama jalan di kota Amsterdam.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun