Hingga hari ini kita harus berterima kasih kepada Soekarno. Peci telah menjadi identitas bangsa. Jamak dipakai di acara-acara resmi.
**
Soekarno memang identik dengan peci hitamnya. Georgw Quinn dalam bukunya, The Learner's Dictionary bahkan mendefenisikan peci dengan gaya Soekarno. Akan tetapi, Soekarno bukanlah yang pertama.
Adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, guru politik Soekarno yang pertama kali mengenakannya di tahun 1913. Pada saat rapat Social Democrastische Arbeiders Partij (SDAP) di Den Haag.
Saat itu, Tjipto Mangunkusumo hadir bersama dua orang tokoh politik Indonesia lainnya. Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker.
Asal Muasal Peci
Soekarno menyebutkan peci adalah milik bangsa Melayu. Di Indonesia memang disebut peci. Tapi, orang melayu di Asia Tenggara menyebutnya songkok. Sebagian lagi, kopiah. Â
Namun, sebenarnya peci ini pertama kali diperkenalkan oleh pedagang Arab. (The Origin of Songkok or Kopiah, 2007). Orang Arab menggunakan dua jenis penutup kepala. Serban (turban) bagi kaum cendekiawan dan songkok bagi orang biasa.
Di kepulauan Malaya pada abad ke-13, songkok menjadi pemandangan umum. Di bawah pengaruh orang-orang Arab, menjadi tren bagi penduduk Melayu.
Kendati demikian, hal ini masih menjadi perdebatan. Tersebab di negara Arab, jejak peci tak lagi terlihat.
Di beberapa negara Islam, masih ada sesuatu yang mirip songkok. Seperti fez dari Turki dan Rumi Cap (Topi Rumi) di Asia Selatan. Sama seperti di Indonesia, penutup kepala ini sangat identik dengan umat Islam.