Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hashashin, Kelompok Ninja Jazirah Arab, Asal Mula Kata "Assasin"

24 Juni 2021   05:52 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:56 2223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hashashin, Kelompok Ninja Jazirah Arab yang Bertahan Selama Dua Abad (nationalgeographic.grid.id)

Ninja dikenal sebagai pembunuh gelap. Mampu melakukan eksekusi dalam senyap. Menghilangkan musuh-musuhnya dalam keadaan terlelap.

Namun, siapa sangka jika sekitar 1000 tahun yang lalu di jazirah arab, ada kelompok pembunuh rahasia yang jauh lebih mengerikan? Mereka Bernama Hashashin.

Kelompok ini dibawah naungan organisasi rahasia. Terdiri dari para pendekar pendatang atau relawan hebat dari berbagai kerajaan. Selain memiliki ilmu bela diri yang tinggi, mereka juga memiliki satu tekad. Siap mati demi tugas.

Awal mulanya, kelompok ini berdiri pada tahun 1090 atas dasar kepentingan bersama. Menghalau musuh yang datang ketika Perang Salib pertama meletus.

Adalah Nizari Ismailis yang merupakan tokoh sentral. Kelompok Hashashin adalah para orang kepercayaannya yang siap menyelesaikan misi yang belum terselesaikan.

Di saat bersamaan, Timur Tengah tidak saja menghadapi ancaman dari luar. Tapi, juga konflik politik dan agama dalam negeri. Ismailis yang merupakan penganut Syiah, mulai khwatir dengan pesatnya penganut Muslim Sunni.

Pemimpin pasukan Hashashin bernama Hassan-i-Sabbah. Ia berbasis di Alamut, kota independen yang berlokasi di sebelah barat daya Iran. 

Di markasnya, Hassan mengumpulkan para relawan yang siap dilatih. Ia tidak saja mempersiapkan pasukan maut, tapi juga doktrinisasi agar para pengikutnya bersedia menjadi martir.

Mereka dibentuk layaknya pasukan elit berdarah dingin. Memiliki kemampuan teknik bela diri, pengintaian, penyusupan, hingga berbagai keahlian membunuh yang sadis.

Setelah agen-agen eksekutornya berhasil dibentuk, Hassan mulai menjalankan aksinya. Korban-korbannya kebanyakan adalah para Jenderal, pemimpin militer, dan politikus. Semuanya dari pihak musuh, pasukan eropa maupun kaum Sunni.

Condrad of Montferrat adalah salah satunya. Kala itu, tentara salib ini sedang mempersiapkan penobatannya sebagai raja Yerusalem di Tyre pada tahun 1192. Ia mati dibunuh oleh dua orang yang terlihat seperti biarawan.

Selain itu, ada juga Wasir Nizam al-Mulik. Ia adalah seorang yang berpengaruh dari Kesultanan Seijuk. Konon Hashashin yang membunuhnya menyamar sebagai seorang ulama Sufi.

Tidak lama setelah pembunuhan Mulik, Sultan Seijuk, Malik Shah juga terbunuh. Gerakan Hashashin sangat rahasia. Aksi pembunuhan mereka hanya dugaan saja, tanpa bukti.

Namun, para sejarawan meyakini bahwa kelompok Hashashin-lah yang paling memiliki kepentingan atas kematian dua orang penting tersebut. Mereka berhasil menimbulkan kekacauan besar di Kesultanan Seijuk.

Kendati demikian, Hashashin tak pernah menyasar rakyat sipil. Haram hukumnya bagi Hassan-i-Sabbah.

Kelompok ini berkembang dengan pesat. Mendapat banyak peruntungan dari aksi mereka. Banyak pula pengikut baru yang ingin bergabung.

Dari lokasi awal di Alamut, benteng Hashashin berkembang menjadi empat. Dua berada di barat Alamut, dua lainnya di perbatasan Kesultanan Seijuk dekat Suriah.

Dunia barat pertama kali mengenal eksistensi mereka melalui seorang Rabi Spanyol, Benjamin dari Tudela. Ia mendiskripsikan penampakan seorang pemimpin misterius yang memimpin sekte prajurit terlatih dalam bentengnya. Kejadiannya pada tahun 1167.

Marcopolo, penjelajah Italia juga pernah memberi catatan mengenai Hashashin. Namun, ia berfokus pada Hassan-i-Sabbah yang konon memberikan para Hashasin dengan Hasish (sejenis ganja) untuk menghilangkan rasa takut.

Akan tetapi, kisah ini menuai perderbatan. Tersebab Hasan meninggal pada tahun 1192, sementara Marco Polo baru dilahirkan pada tahun 1254.

Kekuasaan yang ditebarkan melalui teror, tentu mendapatkan banyak musuh. Konon benteng Hashashin pernah diserang oleh Sultan Mesir Saladin pada tahun 1176.

Kendati demikian, organisasi ini tetap bertahan selama dua abad. Sampai mereka takluk di bawah serangan pasukan Mongol yang berhasil menaklukkan Iraq pada tahun 1273.

Saat itu mereka sangat ditakuti dan diperhitungkan di dunia Arab. Saking terkenalnya hingga bahasa Inggris Assasin yang berarti pembunuh, diambil dari kata Hashashin ini.

Referensi: 1 2

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun