Orang China melihat angka sebagai filsafat. Bukan hanya masalah kuantitas, tapi juga kualitas.
Ada angka yang ditengarai buruk, ada pula yang diyakini membawa hoki. Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Semua terkait bunyi fonetiknya.
Itulah mengapa kita kerap melihat angka 4 yang hilang dari lift. Di hampir seluruh dunia, apakah di negara dengan mayoritas China atau bukan.
Di Indonesia juga latah. Plat mobil angka 8 bisa terjual dengan sangat mahal. Padahal "Fa'" atau bahasa mandarin untuk angka 8 tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Dikutip dari sumber (bbc.com), nomor rumah atau apartemen di China dengan angka 4 hanyalah dihuni oleh orang asing. Mereka adalah kaum yang masih mau menyewa dengan harga "pantas."
**
Kendati demikian, kemampuan memori numerik orang China melebihi dari apa yang disangka. Sebagai contoh, aplikasi QQ adalah media percakapan di China. Sejenis aplikasi whatsapp atau telegram. Untuk mengaktifkannya, aplikasi QQ membutuhkan kode PIN yang terdiri dari 9-10 digit angka acak.
Orang asing mungkin akan kesulitan mengingat 9-10 angka secara acak. Namun, tidak bagi orang China. Mereka mampu menghafal nomor QQ nya di luar kepala, bahkan jika baru saja memilikinya.
Ternyata bagi masyarakat China, mengingat angka sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Sedari tradisi, angka sudah melekat sebagai bagian dari budaya. Peribahasa kuno banyak menggunakan angka untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari, seperti;
Yi' Xin Yi' Yi (Satu Hati Satu Makna), Si Hai' Wei' Jia (Empat Lautan adalah Rumah), Jiu Niu Yi' Mao (Sembilan Sapi Sehelai Bulu)
Baca juga:Â Ini 11 Peribahasa Angka Tionghoa Kuno