Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kasih Uang ke Istri Bawa Hoki, Mitos atau Fakta?

21 Juni 2021   06:05 Diperbarui: 21 Juni 2021   06:27 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istri selalu mengingatkanku, "kalau mau banyak rezeki, semua duitmu harus kau serahkan padaku."

Tentunya sebagai suami yang bertanggung jawab, kata-kata tersebut bukanlah ancaman. Toh, memang adalah tugas suami untuk membahagiakan istri.

Namun, saya bukanlah tipe suami bloong. Sejumlah uang harus selalu berada di kas perusahaan. Memastikan uang perputaran tidak habis dibelanjakan.

Untuk itu, maka disetujuilah perjanjian langgarjati, alias kalau melanggar, jati diri yang jadi taruhan. Istri memegang uang tabungan dari hasil usaha, sementara saya mengelola uang perusahaan.

Nah, jika ada wajah bening yang datang menawarkan produk investasi atau asuransi, aku bisa memandangnya berjam-jam tanpa rasa bersalah.

"Gimana koh, tertarik?"

"Kamu bicara ama istriku saja ya, soalnya dia yang mengelola uang keluarga."

Namun, mitos rejeki bertambah jika uang dipegang istri juga sangat diyakini oleh beberapa kawan. Bukan hanya sekedar kepercayaan, tapi ada juga faktor logika.

Pria Agresif, Wanita Defensif

Wanita lebih mudah khwatir terhadap masa depan. Jadilah mereka terdidik dengan perilaku menabung dan mempersiapkan dana jangka panjang.

Investasi yang dipilih oleh wanita juga relatif lebih aman dan stabil untuk jangka panjang, seperti emas atau reksa dana.

Sementara pria lebih berani mengambil resiko untuk melipatgandakan uang. Pria kadang melihat peluang dengan kacamata teleskop.

Tidak segan berinvestasi, dan terkadang kurang mempertimbangkan resiko. Investasi yang bersifat fluktuatif adalah pilihan. Saham dan Forex adalah contohnya.

Hal ini yang membuat profil resiko keuangan wanita lebih rendah daripada pria.

Pria Kompetitif, Wanita Kolaborasi

Gaya pria yang agresif dalam berinvestasi juga dipandang sebagai sikap yang tak mau dikalah. Bagi lelaki, keberhasilan investasi adalah sebuah kebanggaan. Meskipun tidak ada yang dirugikan, keinginan untuk menang dalam kompetisi sering ditunjukkan dengan keberhasilan meraih pundi-pundi.

Sementara wanita lebih suka berkolaborasi. Melakukan sesuatu dalam kelompok, meski hanya sekedar ke kamar kecil. Pilihan investasi yang lebih umum dan aman dianggap sebagai pilihan yang populer. Di sanalah ia menemukan "kawan" untuk berkolaborasi.

Pria Lebih Berani Berutang, Wanita Mengelola Utang

Utang bagai pedang bermata dua. Jika dikelola secara baik, akan berlipat ganda. Tapi, jika digunakan dengan konsumtif, maka akan menjadi beban.

Terkait dengan sifatnya yang agresif, lelaki lebih berani berutang. Sementara wanita akan berpikir panjang untuk menambah utang.

Cara keduanya mengelola utang juga tidak sama. Lelaki akan menggunakan utang atas usaha yang relatif lebih beresiko. Sementara wanita akan memilih cara yang konservatif dalam melunasi utang.

Wanita lebih terorganisir, mereka sangat memperhatikan tanggal jatuh tempo cicilan. Sementara lelaki kadang kurang peduli. Bunga dan denda keterlambatan yang tidak perlu akhirnya menjadi beban tambahan.

Berutang sah-sah saja. Tapi, cara yang terbaik adalah dengan bersikap jujur. Utang yang diambil harus atas persetujuan bersama. 

Pria Loyal, Wanita Ideal

Pria suka menjadi "sebagai." Mereka tidak segan menunjuk loyalitas mereka dalam berteman. Jika rejeki datang, maka mentraktir teman-teman adalah hal yang wajib.

Mereka juga tidak segan meminjamkan uang kepada para sahabat, tanpa mengecek kebutuhan diri sendiri atau keluarga. Sementara wanita lebih idealis dalam mengelola keuangan.

Kendati rasa empati lebih besar pada wanita, mereka tidak segan-segan berbagi tagihan jika berkumpul bersama teman. Dalam memberi utang, wanita juga lebih mengutamakan kepercayaan dan kejujuran dari yang akan berutang.

Janganlah heran jika wawancara hingga berita acara akan dibuat oleh wanita jika Anda meminjam uang darinya.

Wanita Sedikit-sedikit, Pria Sekaligus Banyak

Seyogyanya dana pensiun harus tersedia bagi sebuah keluarga. Pria cenderung senang melihat jumlah yang banyak dalam tabungannya. Sementara wanita lebih senang melihat uang yang bertumbuh sedikit demi sedikit.

Cara yang ditempuh wanita lebih sederhana. Menyisihkan tabungan dari total pendapatan bulanan. Sementara pria selalu mencari peluang untuk mendapatkan uang yang banyak.

Sedikit-sedikit jadi bukit akan sangat dinikmati oleh wanita. Sementara pria memiliki kemampuan untuk mencari uang dalam jumlah yang besar.

Saran terbaik adalah menyisihkan pendapatan, baik bulanan maupun untuk rejeki yang datang dari langit. Sisanya boleh dibelanjakan, tapi harus atas persetujuan bersama. 

Wanita Disiplin, Pria Tidak Penting

Secara psikologis hal ini akan sangat berpengaruh pada gaya pengeluaran. Karena "uang kecil" penting bagi wanita, gaya pengeluaran mereka juga akan sangat terpengaruh oleh pengaturan anggaran bulanan.

Sementara lelaki lebih kurang disiplin terhadap anggaran rumah tangga yang sudah ditentukan. Melihat nilai uang terlalu kecil, sehingga pengeluaran-pengeluaran kecil terasa tidak penting. 

Wanita Rajin Berbelanja, Pria lebih Banyak Berbelanja

Gaya berbelanja sangat dipengaruhi dengan gaya hidup setiap orang. Wanita lebih banyak mengikuti tren dan gaya hidup yang kekinian. Mereka cenderung tergoda untuk memiliki banyak hal yang berbeda.

Sementara lelaki tidak terlalu terpengaruh dengan gaya hidup orang lain. Mereka hanya memedulikan apa yang terasa penting dan harus diutamakan.

Oleh sebab itu jangan kaget jika istrimu banyak menumpuk barang yang kelihatannya tidak berguna. Walaupun begitu, wanita lebih pintar menawar. Ia akan memperhatikan setiap sen yang lebih mahal untuk membelanjakan uangnya.

Jangan khwatir, para wanita juga pandai berhemat. Ia akan menghitung jumlah rupiah yang mereka selamatkan dari seluruh belanjaannya. Sementara lelaki tidak peduli harga. Jika sudah suka, berapa pun akan dibeli.

**

Sebenarnya artikel ini tidak bermaksud untuk menyudutkan para lelaki. Bukan juga untuk memuji kaum wanita. Intinya, dalam hal keuangan, hal yang terbaik adalah bersikap jujur satu sama lain.

Baik dari sisi pemasukan atau pengeluaran. Karena pada akhirnya, kondisi keuangan tidak akan memberikan keuntungan atau kerugian sepihak saja. Dua insan yang sudah Bersatu seharusnya harus selalu bersama dalam suka dan duka.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun