Di kamp Ravensbruck ini, 120.000 lebih tahanan wanita dari seluruh Eropa pernah berada di sini. Tercatat sekitar 30.000 nyawa melayang atas siksaan, hukuman mati, penyakit, kerja paksa, atau dibiarkan kelaparan.
Para tahanan bukan hanya dari kaum Yahudi saja. Ada pula tahanan politik, mata-mata musuh, pejuang perlawanan, hingga yang dianggap perempuan "tak layak" oleh Hitler, seperti tuna wisma, kaum lesbian, dan para prostitusi.
Para penyintas kamp memberi bermacam-macam julukan kepada para pengawas wanita. Mulai dari "Bloody Brygyda, Revolver Anna," serta "Beautiful Beast" yang tersemat pada Irma Greese.
Irma Greese dihukum mati atas kesalahannya. Namun, ia hanya salah satu dari 77 anggota SS wanita yang diadili. Ribuan sisanya lari entah kemana. Sebagian mengganti nama dan hidup tenang bersama suaminya. Sebagian lagi berani tampil dan mengklaim jika dirinya dieksploitasi.
"Jika saya tidak bekerja di sana, saya sendiri yang akan dijebloskan ke dalamnya," ujar Herta.
Alasan yang paling umum dinyatakan oleh mantan SS wanita. Namun, ada juga yang mengatakan jika hal itu tidak benar.
Catatan menunjukkan bahwa kamp Ravensbruck masih terus melakukan rekrutan baru untuk mengganti mereka yang mengundurkan diri atau dipecat. Tidak ada konsekuensi hukum bagi mereka yang tidak bertahan lama di sana.
Wanita SS dalam kisah fiksi selalu digambarkan sebagai perempuan kejam yang suka menyiksa. Namun, selalu ada sisi feminin yang disertakan. Salah satu penggambaran yang paling terkenal adalah melalui novel Jerman, The Reader, dan menjadi film yang dibintangi oleh Kate Winslet.
Secara singkat, mantan wanita SS selalu digambakan dari dua sisi yang berbeda. Sebagai wanita yang dieksploitasi, dan sebagai monster betina yang jahat.
Benarkah seorang wanita bisa menjadi wanita yang lemah dan ibu yang kejam sekaligus?