Ikatan ini sangat sulit dihilangkan, sehingga melahirkan pola hidup, perilaku, dan cita-cita bersama. Pun jika ada yang merasa terancam, kelompoklah yang akan menjadi tempat pertama untuk mendapatkan perlindungan.
Sisi baik dari ikatan kesukuan adalah kebersamaan sosial yang saling mendukung dan menguatkan. Membuat seseorang bisa mencintai budayanya dengan sungguh-sungguh, serta memunculkan kesetiaan terhadap bangsa dan negara.
Namun, jika berlebihan, maka muncullah sikap fanatisme primordialisme, atau rasa cinta yang berlebihan terhadap suku, agama, ras, dan tradisi. Jika tidak disikapi secara bijak, maka pergeseran akan mudah terjadi.
Merasa sebagai ras yang terbaik, sukunya yang paling terhormat, agamanya yang paling benar. Dari sinilah muncul sikap rasis, intolerir, hingga permusuhan yang bisa menyebabkan konflik.
Nah, sebagai bangsa Indonesia, sudah seharusnya kita memiliki peran untuk menjaga toleransi dan perdamaian bagi negara yang kita cintai ini. Jangan biarkan sikap permusuhan mendapatkan lahan yang subur di hati kita.
Jika sudah demikian adanya, maka seharusnya pernyataan JK tidak perlu menjadi polemik lagi.
Tidak perlu diragukan lagi, JK adalah tokoh bangsa. Ia mencintai negara ini dan kadar nasionalismenya tidak perlu diragukan lagi.
Sayangnya, JK lupa jika masih banyak orang di negeri kita yang tidak sepintar dia. Sayangnya juga ia lupa jika masih banyak orang di negeri ini yang tidak menghargai persatuan bangsa. Sayangnya ia lupa jika masih ada ancaman radikalisme di negara ini.Â
Justru orang-orang seperti itulah yang berpotensi untuk memecah belah bangsa ini. Mereka akan dengan mudah memelintir pernyatan JK dan menyebarkan kebencian antar umat beragama. Tapi, mereka bukanlah kita.Â
Mari kita bersatu untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara yang kita cintai ini.Â